Surabaya (ANTARA) - Aksi massa di depan kantor DPRD Jawa Timur, Kamis untuk menolak sejumlah rancangan undang-undang yang dibahas DPR dan Pemerintah sempat memanas karena meminta dilaksanakan sidang rakyat di dalam gedung.
Permintaan sidang rakyat tersebut sempat tak diindahkan yang membuat massa mulai melempar botol, batu hingga kapak ke arah petugas yang berada di kantor DPRD Jatim.
Baca juga: Pimpinan DPRD Jatim temui mahasiswa komitmen teruskan aspirasi
Baca juga: Polda siagakan pasukan "Asmaul Husna" dinginkan demo di Surabaya
Melalui pengeras suara, petugas kepolisian sempat menghalau massa dan meminta massa untuk kondusif.
Tak itu saja, polisi juga tak henti-hentinya mengalunkan “Asmaul Husna” melalui pengeras suara.
Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak mengatakan tak percaya jika pelemparan kapak tersebut dilakukan mahasiswa.
"Saya yakin itu bukan perbuatan mahasiswa. Saya yakin 100 persen adik-adik mahasiswa itu dengan jiwa idealismenya tidak akan menggunakan kekerasan," kata Sahat di lokasi.
Sahat mengaku khawatir ada oknum yang memanfaatkan semangat mahasiswa saat melakukan aksi sehingga terjadi anarkis.
"Saya khawatir ada orang-orang lain yang memanfaatkan dari semangat teman-teman mahasiswa," kata politikus asal Partai Golkar tersebut.
Selain itu, Sahat mengatakan dirinya memang mendengar informasi adanya pelemparan kapak, namun dia mengaku belum mengetahui wujud kapak tersebut.
Baca juga: Aksi ribuan mahasiswa di Surabaya tolak RKUHP berlangsung damai
Baca juga: DPRD Jatim komitmen teruskan aspirasi mahasiswa ke pusat
Di sisi lain, sebelumnya Polrestabes Surabaya mengamankan empat pemuda pelaku vandalisme, Rabu (25/9) malam, yang disebut akan melakukan aksi provokatif saat demo hari ini.
"Tadi malam Polrestabes Surabaya bersama Satpol PP menemukan ada sekelompok anak muda yang melakukan vandalisme dengan ucapan yang provokatif. Sehingga diamankan dan dibawa ke Polrestabes," kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho.
Sandi mengatakan empat pemuda yang ditangkap, satu di antaranya masih duduk di bangku kelas dua SMA, sedangkan tiga lainnya merupakan karyawan di perusahaan swasta.
Baca juga: Gubernur Jatim imbau aksi mahasiswa santun
Baca juga: Ribuan mahasiswa mulai berdatangan di Gedung DPRD Jatim
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019