Kuala Lumpur (ANTARA News) - Orang-orang Indonesia di Malaysia akan memulai pembuatan jaringan ekspatriat Indonesia di seluruh dunia, guna membantu pemerintah mempercepat pembangunan dan memberikan sumbangan nyata di bidang pengetahuan dan informasi, selain devisa. "Kami akan membuat website untuk para ekspatriat Indonesia di seluruh dunia dan membuat database mereka. Selain itu juga mengadakan beberapa seminar untuk memberikan kontribusi," kata Ketua IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia) Kuala Lumpur, Hari Primadi, Senin. Hari mengemukakan hal itu setelah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan menghadiri KTT D-8 pada 7-8 Juli 2008, di Kuala Lumpur. Dalam pertemuan itu, Presiden Yudhoyono didampingi beberapa menteri dan pejabat tinggi, antara laini Seskab Sudi Silalahi, Menlu Hasan Wirajuda, Menteri Perdagangan Mari Pangestu, Menteri Negara LH Rachmat Witoelar, dan Kepala BKPM Mohammad Luthfi dan Dubes RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar. "Kami para ekspatriat Indonesia yang bekerja di Malaysia akan menggalang para ekspatriat Indonesia lainnya di dunia untuk membantu percepatan pembangunan di tanah air seperti yang dilakukan para ekspatriat Singapura, India, Norwegia dan Irlandia," kata Hari, salah satu WNI yang bekerja di Petronas. Rencananya website dan blog ekspatriat akan diluncurkan pada Agustus 2008 di Jakarta. "Kami berharap peluncuran website dan blog ekspatriat Indonesia di seluruh dunia bisa disaksikan Presiden," tambah Hari. "Kami akan memberikan informasi kemajuan di bidang pengetahuan dan peluang bisnis, termasuk mencari investor dari masing-masing sektor kepada bangsa Indonesia melalui internet," kata Hari. Beberapa WNI di Malaysia yang bertemu dan berdialog dengan Presiden berasal dari berbagai sektor yakni perminyakan, teknologi informasi, dosen, dan pilot. Dalam menggalang WNI di seluruh negara, mereka mengharapkan dukungan dari kedutaan besar Indonesia di seluruh negara. "Minimal kami membantu para ekspatriat yang bekerja di masing-masing negara," kata Bonie Erwanto, WNI yang bekerja di perusahaan asuransi Malaysia. Menurut mereka, ekspatriat adalah golongan pekerja di sektor yang strategis di antaranya perminyakan, dosen atau peneliti, pilot, medis. "Presiden meminta kami untuk terus bekerja di luar negeri dan terus membangun jaringan dan membantu percepatan pembangunan di Indonesia dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi," kata Dr Riza Muhida, dosen di Universiti Islam Internasional di Kuala Lumpur. Presiden bertemu dengan para ahli dari Indonesia sekitar 30 menit. Di Malaysia sendiri ada sekitar 1.000 ekspatriat Indonesia, di antaranya 400 dosen dan peneliti, 200 ahli perminyakan, dan sekitar 40 ahli teknologi informasi. (*)

Copyright © ANTARA 2008