Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendukung upaya untuk memberdayakan WNI yang berada di luar negeri, sehingga memberikan sumbangan terhadap kemajuan bangsa.
Juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal usai mendampingi Presiden Yudhoyono bertemu dengan sejumlah tokoh pemuda Indonesia di Kuala Lumpur, Senin, menjelaskan Kepala Negara sangat menghargai prakarsa untuk meningkatkan jaringan kerjasama antarwarga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri.
"Presiden pagi ini bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat Indonesia yang berada di Malaysia. Mereka baru saja menyelenggarakan seminar dalam rangka 100 tahun Kebangkitan Nasional," katanya.
Dino menambahkan tujuan pertemuan para tokoh masyarakat Indonesia tersebut dengan Presiden Yudhoyono adalah untuk menyampaikan rekomendasi hasil seminar untuk kemudian dijadikan masukan oleh masyarakat.
Salah satu rekomendasi yang mendapat respon sangat positif dari Presiden, menurut Dino, adalah rencana untuk membuat sistem jaringan antarwarga Indonesia di luar negeri, khususnya Malaysia.
"Dari adanya kontak itu kemudian akan dikembangkan dengan pembuatan jaringan atau data base para ekspatriat Indonesia di seluruh negara. Presiden sangat mendukung ide tersebut dan beliau menyatakan hal itu sangat penting bagi kemajuan Indonesia," tuturnya.
Presiden, katanya, menilai Indonesia perlu membangun satu lapisan generasi muda yang memiliki keahlian dan kemampuan serta prestasi sehingga dapat memajukan bangsa.
"Seperti saat Presiden berkunjung ke Sydney, ada pertanyaan dari mahasiswa Indonesia di sana, apakah tetap bekerja di sana atau pulang ke Indonesia. Presiden mengatakan dimana pun mereka berada, tetap dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa Indonesia," kata Dino.
Cari ilmu
Presiden Yudhoyono juga berpesan dalam pertemuan itu agar para pemuda terus giat mencari ilmu dan pengalaman sebelum akhirnya memutuskan kembali ke tanah air.
Dino menolak adanya anggapan saat ini terjadi semacam perpindahan kaum intelektual muda Indonesia ke luar negeri. Ia menyatakan hal tersebut tidak terjadi di Indonesia.
"Yang terjadi adalah meningkatnya minat untuk menuntut ilmu di luar negeri. Presentase yang ada menunjukkan angka mahasiswa yang di luar negeri kembali dan bekerja di Indonesia cukup besar dibandingkan negara lainnya," papar Dino.
Dalam kesempatan yang sama Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Da`i Bachtiar mengatakan warga negara Indonesia yang bekerja di bidang perminyakan, keuangan dan sektor lainnya di Malaysia cukup besar, sehingga warga Indonesia tidak hanya bekerja di sektor domestik saja.
"Banyak warga Indonesia yang bekerja di bidang perminyakan dan sektor lainnya di sini dan gaji mereka lebih besar dibandingkan tenaga kerja dari negara lain," katanya.
Dalam pertemuan antara Presiden dengan tokoh warga Indonesia di Malaysia, salah satunya turut hadir, Ketua Ikatan Ahli Teknik Minyak Indonesia Hari Primadi. Sementara itu Presiden Yudhoyono didampingi oleh juru bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal dan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi.
Sebelumnya di tempat yang sama, Presiden bertemu dengan dua pimpinan perusahaan Malaysia di bidang infrastruktur dan konstruksi yang menanamkan modal di Indonesia.
Presiden Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Malaysia sejak Minggu (6/7) hingga Selasa (8/7) dalam rangka penyelenggaraan KTT D-8 yang diselenggarakan di ibukota negara tersebut.
Selain menghadiri KTT D-8, Kepala Negara juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi untuk melakukan pertemuan bilateral membahas peningkatan kerjasama antara kedua negara. (*)
Copyright © ANTARA 2008