Pekalongan, (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah, Irjen Pol. F.X. Sunarno, menyatakan, kemungkinan kecil tersangka teroris, Mas Slamet Kastari, melarikan diri ke Jateng meski istrinya berasal dari Rembang. "Warga Singapura ini semula masuk ke Indonesia dengan cara menyamar dan menikahi warga Rembang. Namun, dengan adanya pendeteksian secara ketat dari Polda Jateng, Kastari diduga lari ke Palembang," katanya di Pekalongan, Senin (7/7). Untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris ke wilayah hukum Polda Jateng, pihaknya terus mengintensifkan kegiatan perpolisian masyarakat (polmas). "Program polmas Polda Jateng, saya kira telah efektif sehingga diharapkan kegiatan jaringan teroris bisa secepatnya terdeteksi," katanya. Selain itu, jaringan intelijen Polda Jateng juga terus dikerahkan untuk mendeteksi daerah-daerah rawan persembunyian jaringan teroris, termasuk Solo dan Klaten, katanya. Selama ini, kata dia, pelaku jaringan teroris di Indonesia berasal dari Jawa Tengah sehingga warga diimbau untuk membantu pengamanan polisi dan dirinya sendiri. "Tanpa adanya bantuan dari masyarakat, kerja polisi tidak akan bisa tercapai dengan maksimal sebab kita tidak bisa mendeteksi setiap satu sentimeter daerah ini," katanya. Menyinggung rencana eksekusi terhadap pelaku Bom Bali I, Amrozi dan kawan-kawan, Sunarno mengatakan, hingga kini polda masih menunggu keputusan dari kejaksaan. "Eksekutornya kan dari kejaksaan. Jadi, bila sudah ada keputusan dari kejaksaan, kita tinggal melaksanakan saja," katanya. Ia menambahkan, pada prinsipnya Polda Jateng siap untuk melakukan eksekusi terhadap terpidana mati, Amrozi dkk. "Kita sudah siap dari dulu untuk mengeksekusi terpidana mati tersebut," katanya. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008