Padang (ANTARA) - Sebanyak 327 Kepala Keluarga (KK) perantau Minang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya berharap bisa dipulangkan ke kampung halaman karena sudah tidak memiliki usaha dan harta benda di Papua.
"327 KK ini sekitar 900-an orang. Semua sekarang menyelamatkan diri di tenda pengungsian dan berharap untuk bisa pulang ke kampung halaman," kata Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zulhendri Sikumbang dihubungi dari Padang, Kamis.
Ia mengatakan usai peristiwa kerusuhan para perantau sudah tidak punya tempat untuk ditinggali, padahal mereka memiliki istri dan anak yang masih kecil-kecil.
Baca juga: Jenazah perantau Sumbar korban kerusuhan Wamena akan dipulangkan
Selain pendidikan anak yang terlantar, hidup di tenda pengungsian sangat berat bagi bayi dan balita. Karena itu mereka sangat berharap bisa pulang ke kampung halaman bertemu dengan sanak keluarga, tambahnya.
Zulhendri menyatakan pihaknya sudah mencoba berkoordinasi dengan Pemprov Sumbar, namun karena jumlah perantau yang sangat banyak dan butuh dana sangat besar untuk kembali ke Padang.
Meski demikian ia berharap warga Minang di kampung halaman bisa ikut membantu agar seluruh perantau di Wamena bisa diungsikan ke kampung halaman.
Sebelumnya, kerusuhan di Wamena, menelan banyak korban jiwa. Sebanyak 10 korban diantaranya berasal dari Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.
Jenazah korban kerusuhan itu akan dipulangkan ke kampung halaman dengan bantuan Pemkab Jayapura, Pemprov Sumbar dan Pemkab Pesisir Selatan.
Diperkirakan jenazah akan sampai di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada Kamis.
Baca juga: Delapan jenazah korban Wamena diangkut dengan tiga pesawat ke Padang
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019