London (ANTARA News) - Robert Mugabe dapat tetap menjadi kepala negara, namun memberi kekuasaan yang lebih besar kepada pemimpin oposisi Morgan Tsvangirai sebagai perdana menteri, sesuai rencana yang diusulkan Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki, demikian menurut laporan suratkabar Guardian, Senin. Presiden Mugabe akan tetap menempati posnya hingga suatu konstitusi baru dirundingkan dan pemilihan terbaru digelar, suratkabar itu mengutip sumber pejabat senior dari Gerakan untuk Perubahan Demiktatis (MDC) pimpinan Tsvangirai. Sumber itu mengatakan kepada Guardian bahwa rencana itu termasuk pengakuan pemilu putaran pertama pada Maret yang dimenangkan oleh Tsvangirai dan menambahkan, Mugabe tetap di posnya yang dapat diterima MDC jika pihaknya meratakan jalan bagi suatu konstitusi baru dan pemilu. Mbeki, ketua mediator dalam krisis itu, telah bertemu dengan Mugabe di Harare pada Sabtu, namun Tzvangirai tidak menghadiri pertemuan tersebut. Mugabe mengatakan pihaknya hanya dapat mengikuti pertemuan itu jika ia diakui sebagai presiden, tetapi MDC mengesampingkan gagasan itu. Suber MDC mengatakan kepada Guardian bahwa "semua gagasan dasar dari MDC telah ada dalam usulan tersebut". "Yang penting adalah pengakuan hasil pemilihan pada 29 Maret dan pemerintahan apapun akan menjadi transisi untuk menuju pemilihan baru," kata sumber itu, seperti dikutip AFP. Laporan itu tidak menjelaskan tentang tanggapan Mugabe atas rencana tersebut. Usulan itu muncul bersamaan dengan pertemuan Kelompok Delapan (G-8) negara-negara industri berpengaruh di Jepang yang diperkirakan akan mengambil langkah terhadap Zimbabwe setelah pemilihan presiden, yang mana Mugabe menjadi calon tunggal ketika Tsvangirai menarik diri akibat timbulnya aksi kekerasan antar pendukung. "Saya kira G-8 akan mengecam keras apa yang dilakukan Mugabe. Hal itu akan menjadi pertanyaan serius mengenai keabsahan pemerintahannya," kata Dennis Wilder, direktur senior Dewan Keamanan Nasional AS untuk Urusan Asia, saat bertolak ke Jepang. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Miliband, yang sedang berkunjung ke Afrika Selatan, mengatakan krisis itu telah menjalar ke seluruh kawasan Selatan Afrika" dan mengatakan pemerintahan Mugabe kurang absah. (*)

Copyright © ANTARA 2008