Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Taiwan akan menyasar kerja sama mengenai penanggulangan limbah plastik di laut dan potensi ekonomi daur ulang dengan Indonesia dalam kerangka “Kebijakan Baru ke Arah Selatan” (the New Southbound Policy).

“Untuk isu limbah di lautan dan polusi udara yang memengaruhi hajat hidup orang banyak, tentu saja kami terus menyasar kemungkinan kerja sama itu,” ujar Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Taiwan (TETO) di Indonesia, Peter Lan, dalam acara seminar bertajuk potensi kerja sama daur ulang limbah plastik di Jakarta, Kamis.

Menurut Lan, Taiwan menaruh perhatian besar pada isu tersebut karena wilayahnya merupakan kepulauan yang dikelilingi laut sehingga sampah lautan dan polusi air akan berdampak besar bagi lingkungan.

Baca juga: Menteri LHK beberkan strategi pengurangan sampah plastik di laut

Baca juga: Waste4Change bantu kurangi sampah plastik dengan jasa pengelolaan


Dia menambahkan saat ini pemerintah Taiwan telah membentuk sebuah badan baru yang khusus mengurus persoalan kelautan, termasuk penanganan limbahnya.

Namun, Lan mengakui bahwa sejauh ini pihaknya masih melakukan tahap awal dengan menggali potensi kerja sama yang bisa dijalankan dengan Indonesia, serta melakukan pertukaran informasi dan pengetahuan untuk mendukung kepentingan satu sama lain.

“Kami mempunyai teknologi dalam hal pengelolaan limbah dan pengawasan polusi juga yang lainnya, sehingga kami mencari rekan untuk masa mendatang, tetapi saat ini baru tahap penjajakan dan belum ada proyek konkret,” kata Lan.

Proyek konkret tersebut, diproyeksikan oleh Lan, misalnya penggunaan teknologi Taiwan yang bisa digunakan oleh pemerintah atau perusahaan Indonesia untuk mengumpulkan limbah jaring ikan di lautan lalu mendaur ulang limbah itu.

Baca juga: Kapal "Race for Water" kampanye hentikan sampah plastik di laut

Baca juga: Botol plastik hingga sandal jepit ada di perut paus yang terdampar di Wakatobi


Menyulap limbah gelas plastik menjadi tas cantik

Pewarta: Suwanti
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019