...rumah buatan terumbu karang tersebut akan dialiri listrik untuk mempercepat pertumbuhan karang mudaJakarta (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menggandeng Yayasan Terumbu Rupa untuk menanam instalasi terumbu karang buatan (artificial reef) dengan motif daun jati yang dinamakan daun khatulistiwa atau Domus Frosiquilo di wilayah Pantai Jikomalamo, Ternate, Maluku Utara.
Direktur Utama PT Pelni Insan Purwarisya L Tobing dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa revitalisasi terumbu karang merupakan salah satu program kerja Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT Pelni (Persero).
“Mengingat PT Pelni merupakan perusahaan di bidang pelayaran dan sangat erat hubungannya dengan bahari Indonesia, maka kami berkomitmen untuk turut memperhatikan serta melestarikan ekosistem laut dengan melakukan revitalisasi terumbu karang. Pelni berharap dengan ini kami mampu menyelamatkan terumbu karang yang mulai rusak di perairan Indonesia,” ujarnya.
Direktur Keuangan PT Pelni Tri Andayani mengatakan bahwa rumah terumbu karang yang ditenggelamkan tersebut memiliki diameter sebesar tujuh meter dan tinggi 3.5 meter dengan nilai investasi sebesar Rp775 juta, memiliki bentuk layaknya kubah yang dibangun oleh seniman Teguh Ostenrik.
“Nantinya, rumah buatan terumbu karang tersebut akan dialiri listrik untuk mempercepat pertumbuhan karang muda,” katanya.
Sebagai informasi, Pelni juga telah melakukan kegiatan yang serupa dengan membangun dan menenggelamkan rumah buatan terumbu karang yang dinamakan domus arcae similis (rumah bahtera) dengan panjang 15 meter di Perairan Pulau Sepa, Kepulauan Seribu, Jakarta dan domus hippocampi (rumah kuda laut) berbentuk lorong sepanjang 21 meter yang ditanam di Pulau Bangka, Sulawesi Utara.
Pelni melaksanakan proyek penenggelaman instalasi terumbu karang di Ternate karena di wilayah tersebut membutuhkan revitalisasi karena banyaknya terumbu karang yang rusak. Selain itu Ternate juga menjadi salah satu destinasi wisatawan lokal maupun internasional untuk menyelam.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019