Jakarta, (ANTARA News) - Sebanyak 36 finalis Putri Pariwisata Indonesia 2008 dari berbagai daerah saat ini memasuki masa karantina selama sepekan. "Para finalis ini adalah wakil dari seluruh propinsi, kecuali Sulawesi Tenggara, yang karena satu dan lain hal belum dapat mengirimkan wakilnya," kata Johnnie Sugiarto, Ketua Yayasan EL JOHN Indonesia yang juga Direktur Nasional Kontes Putri Pariwisata Internasional, dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu malam. Ke-36 finalis terpilih melalui audisi di Jakarta dan sejumlah wilayah lain termasuk Jogja, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Palembang, Medan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Bali, dan Papua. Menurut Johnnie, beberapa daerah tidak sempat mengadakan audisi dan penyelenggaraannya dialihkan ke Jakarta. Selama masa karantina para finalis menginap di The Batavia Hotel, kawasan Kota Tua Jakarta. Mereka akan mendapatkan pembekalan dari sejumlah pakar di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, kepribadian, etika berbusana, kehumasan, juga "public speaking" yang akan diberikan secara khusus oleh para pengajar dari London School Jakarta. "Mahkota Rp45 juta" Malam Puncak Pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2008 dijadwalkan pada Minggu, 12 Juli 2008. Acara akan disiarkan secara langsung oleh stasiun Metro TV mulai pukul 19.00-21.30 WIB. Pemenang ditentukan dan ditetapkan berdasarkan penilaian Dewan Juri yang beranggotakan para pakar wisata, budaya, komunikasi, kehumasan, kepribadian dan sebagainya. Anggota Dewan Juri adalah Prof DR F.G Winarno, Prof.Dr Miranda Goeltom, DR Sapta Nirwandar, Prita Kemal Gani, MBA, MC/PR, APR, Ir Aurora Tambunan, MSi, Titiek Puspa, dan Adjie Notonegoro. Rencananya, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir Jero Wacik akan memahkotai mahkota seharga Rp45 juta kepada pemenang. "Mahkota itu akan menjadi milik pribadi Putri Pariwisata Indonesia 2008," kata Johnnie. Pemenang juga berhak mendapatkan honor Rp3 juta setiap bulan selama setahun menjalankan tugas-tugasnya sebagai Putri Pariwisata, dan beasiswa program pendidikan S2 senilai Rp45 juta dari London School. "Selama menjalankan tugas promosi pariwisata dan kekayaan budaya Indonesia ke berbagai daerah di Tanah Air maupun Mancanegara, Putri Pariwisata ini kita berikan fasilitas tinggal di Apartemen Puri Cassablanca dan sedan Audi sebagai kendaraan resmi," kata Johnnie. "Jakarta Terbanyak" Dari 36 finalis Putri Pariwisata Indonesia 2008, Ibukota DKI Jakarta menempatkan lima wakilnya, yakni Shinta Manjatri (19), Josephine Jesilia (24), Jeannie Purnamasari (18), Agnes Theresia (21), dan Secilia (25). Sementara propinsi lainnya hanya mengirimkan satu orang wakil, masing-masing NAD (Cut Nadira Sari, 24), Sumut (Duma Rolyani Sitorus, 22), Sumbar (Eva Riani, 24), Bengkulu (Kartika Sari, 19), Riau (Lina Pahlianti, 21), Kep. Riau (Ribka Oyong, 20). Selanjutnya Jambi (Dewynda Restu, 22), Sumsel (Hanita Triany, 20), Lampung (Diva Andaluri, 21), Kep, Babel (Herawati Marzuki Adam, 21), Jabar (Kannya, 24), Banten (Rachmi Dwi Kusumaningtyas, 18), Jateng (Olivia Fransisca, 24), DI Yogyakarta (Inggrid Clarisia Wisnu (21). Jatim (Yesica Amami, 21), Kalbar (Raden Roro Syarifah, 18), Kalteng (Marina Teresya A.M, 21), Kalsel (Giana Pratidina, 22), Kaltim Ronin Muji Andayani, 23), Bali (Ni Putu Ayu Gustina, 19), NTB (Rianda Rahmad Mahanesy, 24), NTT (RIni Arba, 24). Sulbar (Dewi Anzar, 19), Sulut (Marlin, 22), Sulteng (Susana Famela Rompas, 23), Sulsel (Amelia Aminuddun, 19), Gorontalo (Serenade Molo, 24), Maluku (Albertina Fransisca Mailoa, 22), Maluku Utara (Astrelia Jeannet Selanno, 19), Papua (Yuliana Natalia Menufandu, 20), Papua Barat (Marcela Rumfabe, 18). Dalam jumpa pers, sejumlah finalis sempat memberikan testimoni. Olivia Fransisca (Jateng) mengatakan bahwa dirinya ikut kontes untuk meningkatkan wawasan dan sekaligus juga, bila terpilih, akan mengabdikan profesinya sebagai dokter umum di setiap kunjungan ke daerah. "Paling tidak saya juga bisa menyampaikan pesan-pesan tentang kesehatan kepada masyarakat yang saya jumpai," katanya. Albertina F Mailoa (Maluku) mengatakan, "Saya ingin menambah pengalaman dan sekaligus mempromosikan berbagai potensi wisata Maluku yang sebenarnya sangat banyak namun belum tergarap maksimal." Sementara itu Cut Nadira Sari (NAD) mengaku dirinya ingin meningkatkan kemampuan sebagai penulis. "Saya bukan wartawan, tetapi suka menulis sejak SMP. Saya sekarang menulis fashion, lifestyle untuk majalah Indonechie yang terbit di Belanda," kata mahasiswi kedokteran Universitas Trisakti yang fasih berbahasa Inggris tersebut.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008