Peserta demo sore ini adalah anak-anak SMA/SMK yang digiring oleh orang yang lebih dewasa
Jakarta (ANTARA) - Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mengimbau para pelajar dan mahasiswa kembali ke sekolah dan kampus masing-masing serta meninggalkan aksi demonstrasi.
"Saya mengimbau kepada para pelajar dan juga mahasiswa untuk kembali ke sekolah dan kampus, karena tuntutannya sudah dipenuhi DPR," kata Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia menuturkan unjuk rasa adalah hak konstitusi bagi warga negara, akan tetapi harus dilakukan secara tertib dan tidak melanggar kepentingan umum.
Menurut Ubaid, aksi demonstrasi itu dapat ditumpangi penumpang gelap yang anarkis dan kontra demokrasi dengan maksud, tujuan, dan kepentingan sendiri.
Baca juga: Demo SMK, Anies imbau siswa sekolah tidak langgar hukum
Pengamat pendidikan Andreas Tambah menuturkan tidak semua demo mahasiswa adalah mahasiswa.
"Peserta demo sore ini adalah anak-anak SMA/SMK yang digiring oleh orang yang lebih dewasa, tiap rombongan yang datang dari beberapa penjuru paling tidak 2-3 orang dewasa, seperti mahasiswa," ujarnya.
Dia berharap, situasi di sejumlah daerah yang terjadi demostrasi kembali kondusif dan tidak ada demonstrasi yang anarkis.
Demonstrasi terjadi di Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia dalam tiga hari terakhir, yakni Senin (23/9), Selasa (24/9), dan Rabu ini di gedung-gedung legislatif untuk menuntut pembatalan RUU KUHP dan UU KPK.
Akibat demonstrasi di Jakarta pada Rabu siang hingga malam yang berujung ricuh, ruas jalan Gatot Soebroto, jalan tol Dalam Kota, beberapa ruas jalan lainnya dan operasional di stasiun terdekat, yakni Palmerah, terganggu.
Baca juga: KPAI prihatin banyak siswa ikut demo di DPR
Baca juga: Mahasiswa: Perusak fasilitas publik saat demo DPR adalah oknum
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019