Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan aparat keamanan yang menjaga unjuk rasa menolak RUU KUHP dan UU KPK juga tidak menginginkan terjadinya tindakan anarkis.
"Kalau terjadi anarkis sebenarnya kita semua nggak menginginkan. Sama, polisi juga tidak menginginkan, betul-betul tidak menginginkan, siapa sih yang mau ada korban?" kata Moeldoko di halaman Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu.
Menurut Moeldoko, massa pengunjuk rasa juga harus paham peraturan batas waktu diperbolehkannya aksi unjuk rasa.
Dia menambahkan aparat keamanan juga memiliki kondisi psikologi yang proporsional.
"Itu saya juga mengimbau kepada teman-teman yang demo, kan demo ini dipaksakan sampai malam, itu batas kelelahan itu muncul, jengkel muncul, marah muncul, akhirnya 'uncontrol'. Begitu 'uncontrol', aparatnya juga kadang-kadang 'uncontrol', sama-sama lelah," ujar Moeldoko.
Moeldoko mengatakan tidak keberatan selama dalam unjuk rasa dilakukan penyampaian usulan dan harapan. Namun massa pengunjuk rasa tidak perlu melakukan tindakan anarkis yang merugikan kepentingan umum.
Mantan Panglima TNI itu mengimbau unjuk rasa jangan menimbulkan rasa takut masyarakat dan membuat kerusakan di ruang publik.
Baca juga: Ketua DPR kunjungi mahasiswa korban unjuk rasa di RS Pelni
Baca juga: Ribuan mahasiswa di Palu unjuk rasa sampaikan tiga tuntutan
Baca juga: Miko Kamal sebut tuntutan utama mahasiswa selamatkan KPK
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019