Surabaya (ANTARA News) - Perupa asal Amerika Serikat, Yaari Rom berkeliling ke berbagai negara di dunia, salah satunya ke Indonesia, yakni di kampus STIKOMP Surabaya, Sabtu (5/6) untuk berbagi ilmu dan pengalaman seputar diri dan karya seni lukisnya.Selain itu untuk aktivitas seni, kedatangannya ke Indonesia juga untuk melakukan aksi sosial. Hal itu berkaitan dengan aktivitasnya yang menganggap bahwa seni baginya merupakan media yang paling efektif untuk melakukan perubahan dunia. Melalui seni dirinya mengatakan mampu merangkul semua perbedaan antarbangsa."Tidak ada batasan dalam membangun lingkungan yang lebih baik. Entah mereka dari Cina, Inggris, Belanda, Arab, Amerika, atau Indonesia, dari suku manapun mereka mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan di dunia ini," katanya.Menurut dia, kesadaran terhadap lingkungan itu bisa dimulai dari komunitas terkecil seperti keluarga, termasuk salah satunya keluarga dalam lingkungan kampus seperti di STIKOMP Surabaya. "Mari kita bergandengan tangan bersama berbaris membentuk lingkaran sambil angkat tangan teriakan, `Global Family, global Family`" ungkap Yaari kepada peserta workshop di ruang auditorium STIKOMP. Serentak kemudian para peserta melakukan aksi yang diinstruksikan oleh Yaari itu sambil meneriakan yel-yel tersebut. Sebagaimana tema yang diusung dalam kunjungan itu, yakni "Creativity the Global Family inspire from Culture a Change", menurut dia, Pemerintahan, Agama, dan Hukum bukan alasan untuk menghalangi kita dalam melakukan kesadaran lingkungan. "Kesadaran itu dari dalam pribadi kita masing-masing, bukan dari orang lain, agama, atau pemerintahan sekalipun. Mari kita bangun bersama kesadaran itu," katanya. Kegiatan workshop yang digelar prodi DIV Multimedia dan S1 Desain Komunikasi Visual (DKV) itu diikuti mahasiswa dan dosen serta beberapa peserta umum. Selain di STIKOMP Surabaya, Yaari juga melakukan aksi menggalang dana untuk kemanusiaan dari karya seni lukisnya yang dipamerkan di di Kawi Lounge, Hotel Sheraton. Pameran itu mengusung tema "360 Degree of Yaari". Sebanyak 41 lukisan yang akan dilelang kepada masyarakat umum.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008