Jakarta (ANTARA) -

Indonesia menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Amerika Latin dan Karibia (Indonesia-Latin America and the Caribbean Business Forum/INA-LAC) di Serpong, Banten, pada 14-15 Oktober 2019, untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi.

“INA-LAC 2019 merupakan terjemahan dari instruksi Presiden (Joko Widodo) untuk menggarap pasar prospektif di tengah dinamika perekonomian global yang penuh ketidakpastian,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Dengan tema “Optimizing Trade and Investment Opportunities in Indonesia-Latin American and the Caribbean”, acara ini akan diawali dengan kunjungan ke Sinarmas Group pada 14 Oktober 2019, kemudian dilanjutkan dengan forum bisnis dan business matching pada 15 Oktober 2019.

Baca juga: Menlu dorong penambahan tenaga profesional Indonesia bekerja di Kuwait

Sebanyak 106 perusahaan Indonesia dan 75 perusahaan dari Amerika Latin dan Karibia telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam INA-LAC 2019.

Kegiatan itu diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan dan investasi dua arah antara Indonesia dan negara-negara Amerika Latin serta Karibia, mengingat saat ini total nilai perdagangan kedua pihak masih sangat kecil, jika dibandingkan dengan nilai perdagangan Amerika Latin dengan negara lain.

Total perdagangan Indonesia dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia baru senilai 7,6 miliar dolar AS, atau 0,37 persen dari total perdagangan kawasan tersebut dengan dunia.

Baca juga: Forum Bisnis Indonesia Rusia hasilkan kontrak 9,7 juta dolar

Sama halnya dengan perdagangan, volume investasi negara-negara Amerika Latin dan Karibia ke Indonesia pun terbilang kecil, hanya sekitar 2,8 juta dolar AS selama semester pertama 2019. Jumlah tersebut hanya mencakup 0,02 persen dari total investasi asing ke Indonesia sebesar 14,2 miliar dolar AS.

“Karena itu, kami memandang INA-LAC 2019 sebagai momentum penting tidak saja untuk mempertegas kebutuhan Indonesia untuk melihat pasar prospektif, tetapi juga untuk mengenalkan para pebisnis mengenai potensi bisnis di Amerika Latin dan Karibia,” kata Faizasyah.

Kawasan Amerika Latin dan Karibia merupakan pasar non-tradisional bagi Indonesia.

Baca juga: Forum bisnis RI di Kairo raih potensi transaksi Rp1,48 triliun

Komoditas ekspor utama Indonesia ke kawasan tersebut, antara lain kendaraan dan komponennya, benang dan pakaian jadi, alas kaki, karet, mesin, serta peralatan listrik.

Sementara itu, komoditas impor utama dari Amerika Latin dan Karibia mencakup bungkil kedelai (oilcake), kapas, gandum, kakao dan olahannya, serta tembakau dan substitusinya.

Melalui INA-LAC, yang untuk pertama kalinya akan diselenggarakan Indonesia, diharapkan tercipta kesepakatan bisnis serta kesepakatan yang mengarah pada infrastruktur perdagangan, seperti CEPA dan FTA.

Forum bisnis ini juga akan dimanfaatkan untuk melakukan diseminasi informasi mengenai potensi pasar Amerika Latin dan Karibia melalui peluncuran buku berjudul “Road to Latin America and the Caribbean” serta “Enhancing Trade Relations between Indonesia and Latin America and the Caribbean” yang diinisiasi oleh Kemlu RI bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/Indonesia Eximbank).

Baca juga: Kemendag gencarkan perjanjian dagang dengan pasar nontradisional

Presiden beri waktu satu bulan selesaikan kebijakan permudah investasi

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019