Pertemuan di Bogor sebagai pengakuan terhadap pemimpin yang menjadi pelopor dalam pengendalian tembakau
Kota Bogor (ANTARA) - Lebih dari 100 pemimpin dari 40 kota di 12 negara di Asia Pasifik bertemu di Kota Bogor, Jawa Barat untuk membicarakan praktik pengendalian tembakau dan penanganan penyakit tidak menular.
"Anggota parlemen, gubernur, wali kota dan pemerintah daerah lain serta para pakar kesehatan hadir," kata Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Jakarta, Rabu.
Pertemuan keempat Aliansi Kota-Kota Asia Pasifik untuk Pengendalian Tembakau dan Pencegahann Penyakit Tidak Menular (4th APCAT Summit) dibuka di Kota Bogor pada Rabu.
Bima, yang merupakan Ketua APCAT, mengatakan pertemuan APCAT dilakukan secara berkala untuk mempelajari dan berbagi pengalaman tentang kebijakan dan strategi pengendalian tembakau yang komprehensif serta untuk penggunaan sumber daya yang efektif.
Baca juga: Kematian akibat Vape di Amerika hendaknya jadi pelajaran Indonesia
"Pertemuan ini juga untuk mencari solusi mencegah penyakit tidak menular serta membangun jaringan dan berbagi prestasi yang dilakukan selama ini," tuturnya.
Wakil Ketua APCAT Francis Anthony S Garcia mengatakan penyelenggaraan 4th APCAT Summit di Kota Bogor merupakan pengakuan atas prestasi Kota Hujan dalam pengendalian tembakau.
"Pertemuan di Kota Bogor sebagai pengakuan terhadap pemimpin setempat yang berdedikasi untuk kesehatan warganya dan menjadi pelopor dalam pengendalian tembakau di Indonesia," kata Wali Kota Balanga, Filipina itu.
Pertemuan 4th APCAT Summit diselenggarakan bersama oleh APCAT, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pemerintah Kota Bogor, International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (The Union), dan Kemitraan untuk Kota Sehat.
Kemitraan Kota Sehat adalah jaringan global 54 kota yang berkomitmen untuk mengurangi penyakit tidak menular yang diumumkan pada Mei 2017, dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan mantan Wali Kota New York Michael R Bloomberg yang didukung Bloomberg Philanthropies bekerja sama dengan WHO dan Vital Strategies.
Baca juga: Pemerintah diminta tinjau ulang kebijakan tarif cukai rokok
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019