Sydney (ANTARA) - Bursa saham Australia berakhir turun pada perdagangan Rabu, karena harga-harga komoditas dan turbulensi geopolitik membebani sentimen investor.

Pada penutupan perdagangan, indeks acuan S&P/ASX 200 turun 38,70 poin atau 0,57 persen menjadi 6.710,20 poin, sedangkan Indeks All Ordinaries yang lebih luas turun 41,90 poin atau 0,61 persen pada 6.814,70 poin.

Semalam Mahkamah Agung Inggris memutuskan terhadap Perdana Menteri Boris Johnson, yang menyebut langkahnya baru-baru ini untuk menangguhkan parlemen melanggar hukum. Dengan pound jatuh dan pasar Eropa di bawah tekanan, di sisi lain Atlantik, akan ada lebih banyak ketidakpastian yang akan datang.

Partai Demokrat AS meluncurkan Impeachment Enquiry (penyelidikan pemakzulan) formal dalam transaksi Presiden Donald Trump dengan Ukraina, mengirim Indeks S&P 500 turun 0,84 persen.

Ini ditambah dengan penurunan 2,5 persen pada harga minyak dan penurunan 4,3 persen pada harga bijih besi, membuat indeks Aussie berada di belakang sebelum perdagangan pagi dimulai.

Meskipun kerugian meluas, ada satu percikan terang dan itu adalah sektor teknologi informasi yang melonjak hampir 2,0 persen.

Di sektor keuangan, saham bank-bank besar Australia melihat hasil yang beragam dengan Commonwealth Bank turun 0,63 persen, Westpac Bank turun 0,10 persen, National Australia Bank tidak berubah dan ANZ naik 0,42 persen.

Saham-saham pertambangan melemah dengan BHP turun 1,93 persen, Rio Tinto turun 2,18 persen dan Fortescue Metals turun 1,95 persen, namun penambang emas Newcrest naik 1,06 persen.

Saham produsen-produsen minyak dan gas merosot dengan Woodside Petroleum turun 1,11 persen, Santos turun 0,51 persen dan Oil Search turun 2,73 persen.

Saham jaringan supermarket terbesar di Australia juga merosot dengan Coles Group turun 1,63 persen dan Woolworths turun 0,40 persen.

Sementara saham raksasa telekomunikasi Telstra jatuh 1,94 persen, perusahaan penerbangan nasional Qantas naik 0,65 persen dan perusahaan biomedis CSL turun 0,48 persen. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Rupiah diperkirakan masih melemah hari ini, pasca-demo mahasiswa

Baca juga: RI-Uni Eropa perkuat kerja sama ekonomi lewat ARISE Plus Indonesia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019