Tangerang, (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memrioritaskan pengobatan penyakit kaki gajah (filariasis) karena jumlah korban terus bertambah banyak akibat serangan penyakit itu. "Fenomena penyakit kaki gajah kian mengkhawatirkan karena jumlah penderitanya meningkat tajam," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Tangerang, dr. Yully Soenar Dewanti, Sabtu. Dewanti mengatakan, Dinkes menempatkan penyakit kaki gajah pada prioritas pertama untuk program pemberantasan secara berkesinambungan dibanding penyebaran penyakit lainnya. Dinkes Kabupaten Tangerang mencatat jumlah penderita penyakit yang proses penyebaran melalui nyamuk dan cacing filariasis tersebut mencapai 121 orang, terdiri atas 109 warga termasuk kategori bengkak dan 11 warga menderita filariasis kronis. Bahkan pada Juni 2008 ditemukan 18 kasus lama yang baru ditemukan di sejumlah kecamatan yang saat ini sudah dinyatakan endemis kaki gajah. Kecamatan yang dinyatakan endemis penularan virus filariasis yakni Ciputat, Pondok Aren, Teluk Naga, Cikupa, Rajeg, Pamulang, Balaraja, Sepatan, Sepatan Timur, Cisauk, Cisoka dan Mekar Baru, sedangkan kecamatan yang baru dinyatakan endemis yakni, Legok, Pasarkemis dan Curug. Sementara itu, Ketua Pelaksana Program Penanggulangan Kaki Gajah Dinkes Kabupaten Tangerang, Hudni menuturkan sebanyak 60 desa yang menggelar pengobatan massal terdapat pada 13 kecamatan dari 36 kecamatan di Kabupaten Tangerang yang sudah dinyatakan endemis penyebaran kaki gajah. Hudni mengungkapkan pengobatan penderita filariasis harus ditangani secara intensif dengan pemberian obat tablet diethyl caebamazine citrate (DEC) dan albendazole setiap satu tahun sekali dalam jangka waktu lima tahun. Mayoritas penderita kaki gajah kronis terancam mengalami cacat seumur hidup karena penanganannya sudah terlambat dan sulit untuk disembuhkan. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008