“Pada penyelenggaraan tahun ketiga ini, akan ada penambahan dari sisi konten acara sehingga Malioboro Coffee Night ini tidak hanya sekadar bagi-bagi kopi gratis ke masyarakat tetapi ada unsur edukasinya,” kata Ketua Panitia Malioboro Coffee Night Anggi Dita di Yogyakarta, Rabu.
Sejumlah acara tambahan yang sudah disiapkan di antaranya, Bursa Kopi yang akan digelar di Loko Coffee Shop pada 30 September hingga 1 Oktober. Dalam kegiatan ini akan diperkenalkan kopi dari berbagai daerah di Indonesia dan masyarakat bisa membeli hasil olahan atau produk dari petani kopi secara langsung.
Baca juga: Malioboro Night Festival tingkatkan kunjungan wisatawan ke Yogyakarta
Baca juga: Wiwitan tandai dimulainya peringatan HUT yogyakarta
Di tempat yang sama juga akan digelar dialog tentang diplomasi kopi yang menampilkan tokoh masyarakat untuk kemajuan kopi dari Indonesia.
“Kami juga akan menggelar kejuaraan aeropress di lokasi yang sama. Ada 54 barista yang akan mengikuti lomba dan pemenang akan mewakili Yogyakarta untuk lomba yang sama di tingkat nasional,” katanya.
Sejumlah artis, musisi, budayawan dan seniman juga siap memeriahkan gelaran Malioboro Coffee Night di sepanjang Malioboro pada 2 Oktober malam, di antaranya Katon Bagaskara, dan Langit Sore yang dikenal dengan musik bergenre romantic-rap.
Sedangkan untuk acara puncak Malioboro Coffee Night akan digelar pada 2 Oktober mulai pukul 20.00 WIB. Panitia menyiapkan tiga titik untuk membagikan kopi gratis yaitu di Loko Coffee Shop, depan Malioboro Mall dan Kepatihan.
“Jumlahnya tidak kami batasi asalkan masih ada persediaan. Pembagian kopi gratis baru akan dimulai usai pembukaan hingga pukul 03.00 WIB,” katanya yang menyebut ada 110 anjungan yang akan menampilkan kedai kopi, petani kopi hingga industri pendukung termasuk peserta dari Jepang yang memperkenalkan mesin kopi.
Baca juga: Polda DIY sosialisasikan "car free night" Malioboro
Berdasarkan pengalaman dua tahun sebelumnya, lanjut Anggi, kegiatan Malioboro Coffee Night sangat diminati dan ditunggu masyarakat termasuk wisatawan mancanegara. “Kegiatan ini adalah destinasi baru wisata di Yogyakarta. Apalagi, kegiatan ini hanya digelar sekali dalam setahun,” katanya.
Sementara itu, salah satu Penggiat Kopi Agus Prasetyo mengatakan, konsumsi kopi untuk masyarakat Indonesia masih tergolong rendah meskipun Indonesia adalah produsen kopi dunia.
“Dari data, tingkat konsumsi kopi baru mencapai 1,3 kilogram per kapita per tahun. Masih rendah dibanding negara lain,” katanya.
Ia pun berharap, Malioboro Coffee Night tersebut mampu mengangkat kopi Indonesia sehingga masyarakat semakin mengenal kopi lokal, sekaligus bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi.
Baca juga: Lakukan lima aktivitas seru ini saat bertualang di "Kota Gudeg"
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019