Beijing, (ANTARA News) - Badan Pengawas Kualitas, Pemeriksa dan Karantina China (AQSIQ) mengeluarkan peringatan kepada orang tua untuk tidak membiarkan anak-anaknya bermain dengan mainan yang dikeluarkan oleh dua perusahaan dari Guangdong. "Jangan biarkan anak-anak anda bermain dengan mainan-mainan ini," demikian peringatan AQSIQ seperti dikutip China Daily, di Beijing, Sabtu. AQSIQ telah memerintahkan dua perusahaan mainan anak-anak di Guangdong untuk menarik sejumlah produknya disebabkan gagal memenuhi standar keamanan. Produsen mainan pertama, Shantou, tempat lokasinya Dishijia Toy Co, telah diperintahkan menarik 1.800 mainan anak-anak berupa "Kelompok Binatang" yang dibuat antara 27 September 2007 dan 10 Maret 2008. "Penarikan produk tersebut disebabkan adanya kesalahan dalam proses produksi, yang menggunakan suatu bahan pewarna yang telah usang," kata pernyataan perusahaan. Akibatnya tidak memenuhi standar nasional dan memungkinkan menimbulkan berbagai potensi masalah keamanan bagi anak-anak. "Mainan anak-anak tersebut selama ini tidak di jual di luar China," ungkap Xia Wenjun, seorang pejabat AQSIQ. Pihak perusahaan mengatakan para pembeli mainan tersebut dapat mengembalikan barang tersebut untuk ditukar atau dikembalikan uangnya. Perusahaan kedua, Xinhongji Toy Co, yang juga berlokasi di Shantou, telah menarik 168 mainan yang dinamakan "Rajanya Bayi", diproduksi antara Desember 2007 dan Maret 2008. Dalam mainan tersebut terdapat sejumlah partikel-partikel kecil yang berpotensi tertelan anak-anak. Dua kasus tersebut di China adalah kasus yang kedua dan ketiga yang secara sukarela mainan anak-anak ditarik dari peredaran. Kasus pertama terjadi pada April 2008, ketika sebuah perusahaan yang berlokasi di provinsi Zhejiang menarik 18.000 mainan anak-anaknya yang mengandung partikel plastik kecil. AQSIQ minta kepada orang tua untuk melakukan pemeriksaan terhadap mainan sebelum membelikan kepada anak-anaknya. Pihaknya melarang menjual produk yang tidak aman dan meminta perusahaan untuk secara sukarela menarik produknya bila tidak memenuhi standar.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008