Kebutuhan masyarakat pesisir itu banyak, dengan adanya MoU ini maka pemenuhan energi akan semakin mudah
Jakarta (ANTARA) - Potensi penjualan produk-produk Pertamina di MOR VIII Maluku, Papua, dan Papua Barat meningkat setidaknya 50 persen usai menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Dengan sinergi dengan KKP potensi bisnis Pertamina bisa meningkat, karena kami dapat mengetahui data-data masyarakat di pesisir, wilayah mana saja yang membutuhkan suplai," kata SVP Retail Marketing Business PT Pertamina Jumali, usai menandatangani MoU dengan KKP di Jakarta, Rabu.

Wilayah kerja Marketing Operation Region (MOR) VIII (Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat) sendiri rata-rata BBM membutuhkan 7.000 kilo liter/hari, sementara untuk LPG 400.000 metrik ton/tahun.

KKP menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk memenuhi kebutuhan energi bagi masyarakat nelayan pesisir.

"Kebutuhan masyarakat pesisir itu banyak, dengan adanya MoU ini maka pemenuhan energi akan semakin mudah," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi.

KKP dan Pertamina menandatangani kesepakatan kerja sama sinergi program pengelolaan ruang laut dengan pemanfaatan produk Pertamina di wilayah kerja MOR VIII.

Bentuk nyata dari MoU ini antara lain pemenuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk nelayan di sepanjang pesisir dan kedua adalah pemenuhan elpiji dan pendingin dari Pertamina, Musicool.
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019