Timika, Papua (ANTARA News) - Dr Kal Muller, seorang ahli sejarah dan antropologi kelahiran Hongaria yang sudah 15 tahun bekerja sebagai konsultan pada PT Freeport Indonesia (PTFI), Jumat di Timika, meluncurkan sebuah buku berjudul "Mengenal Papua".Penerbitan buku tersebut merupakan prakarsa PT FI dan Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua dengan tujuan sebagai referensi bagi para pelajar Papua dan khalayak umum lainnya sehubungan dengan terbatasnya informasi tentang sejarah dan budaya Papua.Rencananya, Kal Muller akan menerbitkan empat buku lagi tentang dataran tinggi Papua, pantai selatan Papua, pantai utara Papua serta keanekaragaman hayati Papua. Saat peluncuran buku tersebut juga dilakukan penyerahan sebanyak 500 buku masing-masing kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika 250 buku, Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) 125 buku serta Keuskupan Timika 125 buku. Kal Muller mengatakan buku "Mengenal Papua" khusus diterbitkan untuk referensi pelajar SLTP dan SLTA serta para mahasiswa guna lebih mengenal budaya dan adat istiadat Papua yang sangat beranega ragam. "Sejak dulu hingga sekarang sulit untuk mendapatkan buku tentang Papua," tutur Muller yang sudah 32 tahun berkeliling Indonesia. Karena sedikitnya referensi tentang Papua, mengakibatkan hingga saat ini para pelajar di Papua harus belajar buku-buku sejarah Kerajaan Sriwijaya, Majapahit dan kesultanan-kesultanan di Jawa, Sumatera, Sulawesi. "Orang Papua juga harus belajar tentang Papua agar mengerti sejarah dan budayanya sendiri. Orang Indonesia yang lain juga harus belajar tentang Papua," kata Muller. Sementara itu Sekretaris Keuskupan Timika, Pastor Vincent Suparman SCJ mengaku hingga sekarang masih banyak orang yang mengkonotasikan Papua dengan hal-hal yang negatif seperti menganggap masyarakat yang masih memakai koteka sebagai primitif dan lainnya. Pastor Vincent juga mengaku prihatin karena hingga kini banyak orang Papua yang justru belajar tentang budaya dari luar Papua ketimbang budaya dan adat istiadat daerahnya sendiri.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008