Oleh Ahmad Wijaya Beijing (ANTARA News) - Pelaksanaan Olimpiade 2008 Beijing pada 8-24 Agustus 2008 semakin dekat, dan seluruh persiapan dilaksanaan panitia, seperti arena pertandingan dan sistem keamanan. Pemerintah China selama ini terlihat sangat serius menyelesaikan berbagai sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan Olimpiade sesuai dengan standard internasional, khususnya Komite Olimpiade Internasional (IOC). Bahkan, Presiden China, Hu Jintao, yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (Sesjen CPC), Biro Politik Komite Sentral CPC, bersama sejumlah pejabat tinggi China, pada akhir Juni 2008 mengadakan rapat khusus membahas persiapan Olimpiade. Hasil rapat memutuskan bahwa Panita Pelaksana Olimpiade Beijing 2008 (BOCOG 2008) telah menyelesaikan tugas beratnya untuk mempersiapkan Olimpiade dengan mendapat dukungan dari seluruh warga China di dalam dan luar negeri, IOC serta, masyarakat internasional. "Persiapan kerja Olimpiade dan Paralimpik (6-17 September 2008) telah berjalan dengan baik dan lancar. Dan secara mendasar siap untuk menyelenggarakan turnamen akbar ini," demikian hasil rapat penting itu. Bangunan terakhir yang memasuki taraf penyelesaian adalah Stadion Nasional China atau lebih dikenal dengan Stadion Sarang Burung, yang proses penyelesaiannya agak tersendat-sendat dan sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan panitia. Tapi, kekhawatiran itu pupus setelah pihak paling bertanggungjawab terhadap pembangunan stadion sensasional itu menegaskan bahwa Stadion Sarang Burung, Sabtu (28/6), dinyatakan telah selesai pembangunannya. Hal itu melengkapi sebanyak 37 stadion olahraga lain yang akan digunakan Olimpiade 2008. "Stadion Sarang Burung merupakan yang terakhir selesai untuk Olimpiade tapi merupakan terbaik," kata Tan Xiaochun, kepala proyek stadion itu. Dengan luas 20,4 hektare di wilayah Beijing Olimpiade Hijau, bangunan itu mampu menampung 91.000 penonton siap digunakan untuk acara pembukaan dan penutupan Olimpiade. Selain itu juga siap digunakan untuk pertandingan atletik, sepak bola, dan beberapa pertandingan Paralimpik yang akan berlangsung September 2008. "Stadion yang menarik perhatian mata tersebut telah menjadi sebuah berita tersendiri semenjak diumumkan dalam sebuah cetak biru," katanya menegaskan. Stadion didesain oleh perusahaan Swiss, Jacques Herzog dan Pierre de Meuron, serta Institut Desain dan Penelitian Arsitektur China, bersama beberapa perusahaan lainnya. Bangunan tersebut juga tercatat dalam salah satu dari 100 kategori bangunan berpengaruh yang dikeluarkan oleh majalah Time pada awal tahun 2008. Untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan stadion itu menjadi ajang Olimpiade sesungguhnya, di stadion tersebut telah berlangsung beberapa kali pertandingan atletik sebagai ajang uji coba persiapan bangunan tersebut serta kesiapan panita dalam menghadapi Olimpiade. Medali emas pertama yang diperlombakan di stadion tersebut diraih oleh atlet Australia berusia 18 tahun, Jared Tallent, pada 18 April 2008, saat mengikuti kegiatan atletik. "Semuanya telah berjalan sesuai dengan harapan dan siap untuk digunakan untuk penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpik," kata Xiachoun. Hal penting lain adalah masalah keamanan yang juga menjadi perhatian serius dan strategis bagi Pemerintah China agar Olimpiade berjalan lancar dan aman. Pemerintah China menjamin keamanan bagi para atlet, ofisial dan penonton asing selama Olimpiade 2008 di Beijing berlangsung, mengingat semua persiapan dan standard keamanan telah dilakukan. "Keamanan Olimpiade menjadi perhatian serius bagi pemerintah China dan semua upaya telah dilakukan untuk menciptakan rasa aman bagi atlet, ofisial serta penonton," kata jurubicara Kementrian Luar Negeri China, Liu Jianchao. Masalah keamanan menjelang dan selama Olimpiade 2008 di Beijing selama ini telah menjadi perhatian serius oleh masyarakat internasional, terkait dengan adanya kemungkinan teroris dari pihak-pihak atau etnis tertentu. Menurut Liu Jianchao, segala persiapan dan latihan telah dilakukan oleh pihak-pihak terkait di China untuk menciptakan menjamin dan memberikan rasa aman selama Olimpiade. "Keamanan menjadi masalah perhatian penting bagi China," katanya. Untuk itu, kata dia, masyarakat internasional hendaknya tidak perlu merasa khawatir mengenai kondisi keamanan di China dan pemerintah menyambut baik atlet, ofisial, dan masyarakat internasional yang akan datang ke China untuk Olimpiade. Terkait dengan adanya serangan teroris dari etnis atau agama tertentu, ia menegaskan, pemerintah Cina tidak akan membeda-bedakan etnis, suku, dan agama apa pun. "Kita tidak membedakan pengamanan bagi pihak-pihak tertentu. Kami menyambut baik keinginan masyarakat dunia datang ke Beijing," katanya. Pengetatan keamanan yang dilakukan oleh China tidak saja dilakukan di dalam negeri, di luar negeri pun sudah dilakukan pengetatan keamanan, khususnya dalam mengeluarkan visa bagi warga asing yang ingin datang ke China untuk menyaksikan Olimpiade. Pemerintah China telah menginstruksikan kepada kedutaan besarnya di seluruh negara untuk memperketat dan menyeleksi dengan teliti para pemohon visa yang akan berkunjung ke China, khususnya ke Beijing menjelang Olimpiade 2008. "Masalah ini hendaknya menjadi perhatian bagi WNI yang ingin datang ke China untuk keperluan apapun, terkait adanya pengetatan visa," kata Dubes RI untuk China, Sudrajat. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing, katanya, telah dikirimi surat mengenai sejumlah ketentuan keamanan bagi para penonton yang ingin menyaksikan langsung pertandingan Olimpiade, untuk selanjutnya disampaikan kepada seluruh warga negara Indonesia (WNI), khususnya yang tinggal di Indonesia dan akan datang ke China. Sehubungan dengan Olimpiade Beijing 2008, pemerintah China telah mengeluarkan surat edaran mengenai persyaratan permohonan visa ke China. Menurut surat edaran itu para pemohon visa harus mempunyai surat sponsor dari pihak berwenang di China, konfirmasi pemesanan hotel di China atas nama pemohon visa baik melalui faksimil, copy atau scaner dan melampirkan tiket pesawat pergi-pulang yang asli dan copy. Jika pemohon memiliki E-tiket, pemohon harus menunjukan kwitansi asli. Sebagai catatan bagi pemerintah Indonesia, pemerintah China juga telah menghimbau kepada seluruh perwakilan asing di Beijing bahwa mulai 1 Juli 2008 hingga 18 September 2008, pemerintah China tidak dapat menerima kunjungan kerja pejabat negara ke China dan apabila terdapat kunjungan maka akan dianggap sebagai kunjungan pribadi. Terkait ketentuan tersebut, Dubes Sudrajat mengingatkan agar WNI yang ingin datang ke China hendaknya segera mengurus visa sejak dini, termasuk yang ingin menyaksikan sejumlah pertandingan Olimpiade 2008. "Saya menyarankan kepada warga Indonesia yang ingin datang ke China untuk keperluan apapun, hendaknya agar mengurus visa sejak dini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata Dubes. Pengetatan masuknya warga asing yang ingin datang dan berkunjung ke China, memang sangat dimaklumi sebagai upaya pemerintah setempat untuk menciptakan keamanan jelang Olimpiade disamping untuk memberlakukan suatu sistem pengamanan yang komprehensif. Ia juga mengimbau kepada WNI yang hendak datang ke Beijing untuk menyaksikan Olimpiade, hendaknya telah mempersiapkan diri dengan memiliki karcis untuk menyaksikan pertandingan. "Jangan sampai ingin menyaksikan pertandingan tapi belum ada karcis, mengingat sejumlah karcis untuk beberapa pertandingan sudah habis. Apalagi untuk menyaksikan acara pembukaan Olimpiade, sudah habis," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008