Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres), M. Jusuf Kalla, mengatakan meskipun harga minyak mentah dunia terus melambung di kisaran 143 sampai 145 dolar Amerika Serikat (AS) per barrel, pemerintah menjamin tidak akan ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri. "Yakinlah tidak ada kenaikan, Presiden juga sudah katakan itu," kata Wapres Kalla, kepada wartawan setibanya di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat. Menurut Wapres, tinggi harga minyak mentah dunia juga dirasakan oleh semua negara di dunia. Namun, Wapres menilai, kepedihan bangsa Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan negara-negara lain. "Itu kita harus jalani, sebagaimana negara lain juga menjalaninya. Tetapi pedihnya kita lebih kecil dibanding negara lain. Kita bersyukur masih juga produsen, walaupun konsomsinya lebih besar," kata Wapres. Namun, menurut Wapres, karena tidak ada kenaikan harga BBM dalam negeri maka konsekwensinya besaran subsidi akan naik juga. Karena itu, tambah Wapres program penghematan energi menjadi suatu kewajiban. "Mulai bulan Agustus penghematan energi itu harus sudah menjadi kewajiban, bukan himbauan lagi. Kalau BBM tidak naik maka konsekwensinya subsidi naik," kata Wapres. Oleh karena itu, untuk mengurangi besaran subsidi tambah Wapres ada dua cara yang dilakukan yakni penghematan dan sekaligus konversi. Ketika ditanyakan soal wacana keniakn harag BBM setiap tiga bulan sekali seperti yang digagas Bappenas, Wapres mengaku hal itu masih berupa wacana. "Itu masih wacana dari Bappenas dan wacana itu bukan berarti keputusan dari pemerintah," demikian Wapres Kalla. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008