Meningkatnya ketegangan perdagangan dan tarif pada akhir Agustus tampaknya telah mengguncang konsumen
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street ditutup lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pelaku pasar mempertimbangkan penurunan tajam data kepercayaan konsumen Amerika Serikat pada September.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 142,22 poin atau 0,53 persen, menjadi berakhir di posisi 26.807,77. Indeks S&P 500 berkurang 25,18 poin atau 0,84 persen, menjadi ditutup di posisi 2.966,60. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 118,84 poin atau 1,46 persen, menjadi 7.993,63.
Baca juga: Wall Street turun akibat kekhawatiran kenaikan suku bunga
Baca juga: Wall Street terpukul data konsumen lemah
Mayoritas 30 saham unggulan atau blue-chips di Dow diperdagangkan lebih rendah di sekitar penutupan pasar, dengan saham Goldman Sachs jatuh 2,67 persen, di antara yang berkinerja terburuk.
Saham Apple memperpanjang kerugian dengan penurunan 0,48 persen, meskipun fakta bahwa perusahaan jasa keuangan AS Jefferies meningkatkan peringkat Apple menjadi "beli" dari "tahan".
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di sekitar bel penutupan, dengan sektor energi turun lebih dari 1,6 persen, memimpin kerugian sektoral.
Di sisi ekonomi, indeks kepercayaan konsumen AS melemah menjadi 125,1 pada September, penurunan tajam dari 134,2 pada Agustus, kelompok riset bisnis yang berbasis di New York, Conference Board mengatakan Selasa (24/9/2019).
Baca juga: Wal-Mart dan peritel dorong Wall Street lebih rendah
Indeks Situasi Saat Ini (Present Situation Index) -- berdasarkan penilaian konsumen terhadap kondisi bisnis dan pasar tenaga kerja saat ini -- menurun dari 176,0 menjadi 169,0, menurut Survei Keyakinan Konsumen dari Conference Board.
Indeks Ekspektasi -- berdasarkan pada prospek jangka pendek konsumen untuk pendapatan, bisnis dan kondisi pasar tenaga kerja -- turun dari 106,4 bulan lalu menjadi 95,8 bulan ini, kata survei.
"Meningkatnya ketegangan perdagangan dan tarif pada akhir Agustus tampaknya telah mengguncang konsumen," kata Lynn Franco, direktur senior indikator ekonomi pada kelompok riset tersebut, dalam sebuah pernyataan.
"Sementara kepercayaan bisa terus melayang di sekitar level saat ini selama berbulan-bulan mendatang, pada beberapa titik ketidakpastian yang berkelanjutan ini akan mulai mengurangi kepercayaan konsumen dalam ekspansi," kata Franco.
Baca juga: Dolar AS turun tertekan data ekonomi lemah
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019