Washington (ANTARA News) - Aktivitas vulkanik memainkan peran penting dalam membentuk permukaan planet Merkurius yang penuh kawah dan bukannya hantaman asteroid sebagaimana diyakini dalam teori sebelumnya, demikian menurut rist AS yang disiarkan Kamis. Para ilmuwan mendasarkan kesimpulan mereka pada sejumlah citra yang dikirimkan oleh pesawat antariksa AS, Messenger, yang pada 14 Januari terbang dekat Merkurius dan membuat foto-foto tentang planet misterius tersebut, planet terkecil dalam tata surya dan terdekat dengan Matahari. Tim riset pakar geologi planet James Head di Universitas Brown menyatakan tampaknya planet itu "mengalami serangkaian perubahan besar pada bentangan daratannya pada tiga atau empat juta tahun silam -- dan sumber bagi pembentukan kembali itu berasal dari dalam," demikian menurut penemuan yang dimuat pada Journal Science. "Apa yang tampak ialah Merkurius tidak mati awal keberadaannya," tutur Head, seperti dikutip AFP. "Kini, kita ingin tahu kapan planet memiliki denyut dan apa yang menyebabkannya melambat dan akhirnya berhenti." Para ilmuwan mengkaji beberapa bagian rendah yang ditemukan pada permukaan planet itu dan memastikan itu adalah lubang vulkanis dengan sisa lava yang membentuk cincin terang di sekitarnya. Kawasan lainnya memperlihatkan batu yang membeku yang memancar keluar dari inti planet itu dan mengalir ke permukaan. Penerbangan Mesengger melewati Merkuri memungkinkan para ilmuwan melihat perspektif baru, 55 persen dari permukaannya yang belum pernah disaksikan sebelumnya. Bagaimana kawah-kawah pada permukaan Merkurius terbentuk tetap menjadi bahan perdebatan sejak pesawat antariksa pertama kali mendekati Merkurius, yakni Mariner 10, yang melakukan terbang lintas tiga kali antara 1974 dan 1975. Sejumlah ilmuwan yakin kawah-kawah itu disebabkan asteroid yang menghantam permukaan planet tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2008