Jakarta (ANTARA) - Sejumlah demonstran bertahan di sekitar simpang rel perlintasan kereta Jalan Raya Pejompongan, Jakarta Pusat, dengan membakar ban saat dipaksa mundur oleh polisi bersenjata gas air mata, Selasa malam.

Suara letusan masih terdengar di lokasi hingga pukul 23.00 WIB.

Massa yang bertahan di depan Gedung Menara BNI Jalan Raya Pejompongan berkumpul di pedestrian jalan dan sebagian berada di tengah badan jalan hingga mengakibatkan kemacetan.

Baca juga: Fahri Hamzah: Kerusuhan ini sudah bukan mahasiswa
Baca juga: Sebagian mahasiswa menunggu kereta terakhir di Stasiun Palmerah
Baca juga: Demo mahasiswa, polisi kembali tembakan gas air mata dua kali

Sejumlah polisi bersenjata gas air mata bersiaga di atas perlintasan rel, tepatnya di Jalan Tol S Parman untuk menghalau massa yang mencoba menembus hingga ke Stasiun Palmerah.

Jalan Raya Pejompongan yang mengarah ke Stasiun Palmerah sejauh 200 meter steril dari lalu-lalang kendaraan maupun pejalan kaki.

Sejumlah polisi juga terdengar mengusir setiap pejalan kaki yang mencoba menembus lintasan menuju stasiun melalui rel kereta.

"Awas jangan di rel kereta. Ini kawasan steril, berbahaya," teriak salah satu polisi dari Jalan Tol S Parman.

Akibat aksi bakar ban di bawah Tol S Parman, arus lalu lintas Jalan Raya Pejompongan terpantau padat.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019