Washington, (ANTARA News - Amerika Serikat telah memperpanjang penempatan sebanyak 2.200 anggota Marinirnya di Afghanistan untuk satu bulan lebih lama sampai November.Masa tugas mereka akan menjadi delapan bulan dan bukan tujuh bulan seperti yang semula ditetapkan, seorang juru bicara Marainir AS mengatakan Kamis (Jumat WIB). Perpanjangan masa tugas tersebut merupakan permintaan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional yang dipimpin NATO (ISAF) dan yang akan distujui oleh Menteri Pertahanan AS, Robert Gates dalam pekan ini, kata Kapten Amy Malugani. Perubahan tersebut berlaku pada Satuan Ekspedisi Marinir 24 yang ditempatkan di provinsi Helmand bersama pasukan dari Kanada, Inggris, dan Belanda di wilayah Afghanistan selatan dimana pasukan internasional menghadapi perlawanan dari kelompok Taliban. Pentagon telah memutuskan untuk mengirim unit satuan tersebut bersama sama 1000 personil Marinir lainnya untuk memberikan pelatihan kepada Pasukan Keamanan Afghanistan dalam rangka pengerahan dan pemberdayaan pasukan NATO di darat di negara yang tahun lalu mengalami bentrokan berdarah yang paling hebat selama masa enam tahun perang. Namun Departemen Pertahanan AS sampai kini menekankan bahwa pemberdayaan hanya akan berlangsung untuk waktu yang terbatas dan misinya akan berakhir setelah tujuh bulan. ISAF meniliki 50 ribu tentara dari 40 negara yang semula 18 bulan lalu berjumlah 33 ribu. Namun perwira tinggi NATO mengatakan mereka membutuhkan lebih banyak personil militer lagi guna menghadapi perlawanan kelompok separatis. Bulan Juni adalah bulan dengan jumlah korban jiwa yang paling tinggi bagi pasukan asing sejak perang dimulai yang menggulingkan pemerintahan Taliban dari kekuasaan pada tahun 2001 setelah peristiwa 11 September terhadap AS yang dikatakan pihak AS dilakukan oleh kelompok Al-Qaedah. Sebanyak sembilan orang tentara dari ISAF tidak termasuk tentara AS telah tewas dalam peperangan atau insiden selama bulan Juni demikian menurut data AFP mengenai jumlah personil militer asing di Afghanistan. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan jumlah korban nyawa di Irak dimana 31 tentara 29 orang diantaranya adalah tentara AS tewas dalam periode yang sama menurut situs icasulties.org. Presiden George W.Bush Rabu mengakui Juni adalah bulan yang paling berat bagi NATO dan pasukan pimpinan AS di Afghanistan namun dia berkeras strategi berperang berjalan baik walaupun jumlah aksi kekerasan meningkat. Laksamana Michael Mullen Kepala staff komando gabungan mengakui pihaknya mengalami "masalah yang berat" dalam menghadapi perlawanan gerilyawan Taliban yang menargetkan serangan mereka kepada pasukan asing, demikian diwartakan Reuters. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008