Surabaya (ANTARA News) - Kasal Laksdya TNI Tedjo Edhi Purdijatno mengemukakan, untuk memiliki satu skuadron kapal selam, TNI AL masih mengalami kesulitan, karena dihadapkan pada kondisi ekonomi negara seperti saat ini. "Karena itu pengadaannya bertahap, mungkin nanti dua dulu", katanya, seusai serah terima jabatan Kasal dari Laksamana TNI Sumadjono yang dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Koarmatim, Surabaya, Jumat. Di zaman dulu, TNI AL pernah memiliki satu skuadron kapal selam, yakni sebanyak 12 unit, sehingga keberadaan pasukan matra laut itu sangat disegani oleh beberapa negara tetangga. Mengenai pengadaan kapal selam itu sendiri, Kasal mengemukakan, akan melanjutkan kebijakan yang telah digariskan oleh pendahulunya. TNI AL sudah mengajukan beberapa spesifikasi alat utama sistem senjata (alutsiata) ke Departemen Pertahanan. "Termasuk alternatif pembelian ke beberapa negara. Nanti terserah Dephan yang menentukan", kata mantan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) yang juga penerbang TNI AL itu. Ia menjelaskan kebutuhan alutsista TNI AL masih banyak, baik untuk kapal perang, pesawat udara maupun kebutuhan pasukan Marinir. Namun melihat keuangan negara saat ini, tidak bisa semuanya terpenuhi. Ia juga menegaskan bahwa untuk pengadaan alutsista, TNI AL juga mengedepankan industri nasional guna menumbuhkan kemandirian nasional. "Kami terus menjalin kerja sama dengan beberapa industri strategis nasional", kata pria kelahiran Magelang, Jateng itu. Acara serah terima jabatan Kasal digelar secara sederhana. Satu-satunya atraksi yang ditampilkan hanya senam prajurit dari pasukan Marinir yang berpakaian loreng. Acara itu dihadiri sejumlah petinggi TNI, antara lain Pangkostrad, Letjen TNI George Toisutta dan sejumlah mantan Kasal, yakni Achmad Sutjipto, Bernard Kent Sondakh, Tanto Kuswanto dan lainnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008