Melalui rilis tertulisnya di Jayapura yang diterima di Kota Jayapura, Selasa, dia mengatakan Zulkifli saat itu sedang menjalankan tugas Bantuan Kendali Operasi (BKO) ke Polda Papua dan saat kejadian, Ia ikut mengawal dan mengamankan massa unjuk rasa ari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) ke arah Expo Waena dari arah Universitas Cenderawasih. Namun massa malah memprovokasi masyarakat setempat untuk merusak berbagai fasilitas umum.
“Setibanya di Expo Waena, massa malah balik menyerang aparat. Salah satu yang menjadi korban adalah Praka Zulkifli. Korban diserang secara brutal dengan menggunakan senjata tajam dari belakang," ujar Eko.
Eko mengatakan Praka Zulkifli yang berasal dari Tidore ini, mengalami luka bacokan di kepala bagian belakang dengan segera dievakuasi menuju RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan.
"Namun karena pendarahan yang hebat, meski mengalami perawatan secara intensif, sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia. Sungguh disayangkan, ketika dia berhasil menyelamatkan sandera pada peristiwa Banti, justru mengalami hal seperti ini,’’ ujar Kapendam.
Untuk diketahui, peristiwa Banti, Kabupaten Mimika yang terjadi pada bulan November 2017, merupakan peristiwa heroik di mana pasukan gabungan dari Kopassus, Yonif Raider 751 dan Yonif 754 berhasil membebaskan 344 warga sipil yang di sandera oleh OPM.
"Atas peristiwa yang dialami almarhum, apalagi, dengan jejak penugasannya yang luar biasa, selaku pimpinan tertinggi di Kodam XVII/Cenderawasih, Pangdam Mayjen TNI Herman Asaribab, menyatakan turut berduka cita yang setinggi tingginya kepada keluarga Almarhum dan Yonif 75 ," katanya.
"Sebagai seorang prajurit, almarhum telah memberikan bakti terbaiknya kepada bangsa dan negara dengan memberikan jiwa dan raganya demi terciptanya rasa aman di tanah Papua," ucap Kapendam, menirukan pernyataan Panglima.
Sementara itu, Mayor Inf Rofi Irwansyah selaku Danyonif 751/Raider mengatakan, dengan gugurnya Praka Zulkifli, seluruh prajurit jajarannya turut berbela sungkawa,
"Almarhum tidak hanya salah satu prajurit terbaik di batalyon maupun Kodam kami, namun juga dengan keberhasilannya bersama dengan rekan-rekannya, termasuk dari Kopassus dan Yonif 754 membebaskan sandera, menjadikannya prajurit terbaik Indonesia. Semoga dedikasi dan perjuangannya untuk Indonesia, khususnya Papua akan selalu dikenang dan almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, selaku Kusuma Bangsa,"ucap Rofi getir.
Dikatakan Rofi, atas keberhasilannya membebaskan sandera, Almarhum bersama rekan-rekan prajurit lainnya mendapatkan anugerah Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) saat pembebasan 344 warga sipil yang terisolasi di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, pada tahun 2017 silam.
“Almarhum saat ini berusia 24 tahun, yang merupakan kelahiran Makian, 26 April 1994. Saat lulus menjadi prajurit melalui Secata PK dirinya langsung mengabdikan di Yonif Raider 751,’’ tandas Rofi.
Baca juga: Korban meninggal demo anarkis dan kebakaran di Wamena 17 orang
Baca juga: Pratu Sirwandi, korban penembakan KKSB meninggal di RSUD Wamena
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019