Kupang (ANTARA) - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Wayan Darmawa, mengkhawatirkan keaslian budaya masyarakat di Kampung Adat Wae Rebo, Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, hilang akibat masuknya unsur modern.
"Di kampung adat Wae Rebo sudah ada bangunan yang beratap seng, kuburan sudah pakai keramik, ini mengkhawatirkan," katanya dalam kegiatan Expose Data yang digelar Badan Pusat Statistik Provinsi NTT di Kupang, Selasa.
Wayan mengaku telah meninjau langsung kondisi Kampung Adat Wae Rebo ketika mendampingi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat berkunjung daerah setempat.
Baca juga: Warga kampung adat Wae Rebo tak inginkan jaringan telekomunikasi
Baca juga: NTT alokasi Rp4,2 miliar benahi 20 kampung adat
Ia menjelaskan, ketika memasuki kawasan kampung adat itu, langsung terlihat bangunan rumah yang sudah beratapkan seng dan terdapat kuburan warga yang dibangun dengan keramik di sekitarnya.
"Karena itu Pak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) saat itu sudah langsung menegaskan bahwa ini harus dipulihkan," katanya.
Wayan mengatakan, keaslian berbagai budaya masyarakat di Kampung Adat Wae Rebo perlu mendapat perhatian serius agar tidak hilang seiring berjalannya waktu.
Menurut dia, jika keaslian budaya ini perlahan mulai hilang maka tidak ada lagi daya tarik yang menjadi magnet untuk menarik minta kunjungan wisatawan ke daerah itu.
"Karena itu di Wae Rebo ini, pemerintah provinsi akan mendukung pemulihan di tahun ini melalui dukungan APBD provinsi," katanya.
Adapun kegiatan expose data yang digelar BPS NTT itu bertema "Pariwisata dan Perannya dalam Perekonomian Nusa Tenggara Timur," dalam rangka menyambut Hari Statistik Nasional (HSN) 2019.
Hadir dalam kegiatan itu puluhan peserta di antaranya pihak Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang, perwakilan intansi lingkup Pemerintah Provinsi NTT, serta unsur media massa, dan sejumlah stakeholder lain.
Baca juga: Pemerintah bantu rekonstruksi kampung adat megalitikum Gurusina
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019