Jakarta (ANTARA) - Sebanyak lima mahasiswa terkapar di Stasiun Palmerah, Jakarta Barat, akibat kehabisan oksigen setelah terkena asap gas air mata saat perjalanan balik dari aksi menolah Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana di depan Gedung DPR RI, Selasa.
Lima mahasiswa tersebut terdiri dari dua laki-laki dan tiga perempuan yang berasal dari pergurungan tinggi berbeda.
Baca juga: IKJ gelar teaterikal pada aksi mahasiswa
Tiga mahasiswa asal STMIK Bani Saleh Bekasi, satu mahasiswa dari STIKES Bani Saleh, dan satu orang mahasiswa dari ISIP Jakarta.
Lima mahasiswa itu mengeluhkan sesak nafas, batuk, lemas dan pusing, selanjutnya petugas Stasiun Palmerah membantu memberikan perawatan medis.
Dua orang mahasiswa laki-laki ditandu karena kondisinya cukup lemah dan tiga mahasiswa lainnya dibopong ke pintu masuk stasiun yang dijadikan posko darurat.
Baca juga: Pendemo "dipukul" mundur ke Senayan
Tiga tim medis Stasiun Palmerah memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswa yang mengalami sesak nafas, pusing dan lemas.
Irma (21) mahasiswa STMIK Bani Saleh Bekasi mengaku terkena asap gas air mata saat berjalan pulang dari DPR RI ke Stasiun Palmerah.
"Saya tadi kena asapnya gas air mata padahal kita sudah berjalan pulang, langsung mual, perih dan sesak nafas," kata Irma.
Baca juga: Naik kereta, massa mahasiswa terus berdatangan menuju DPR RI
Hingga berita ini diturunkan sebanyak empat mahasiswa sudah berangsur pulih kondisinya setelah mendapatkan pertolongan pertama dan oksigen dari petugas kesehatan di stasiun.
Sisa satu orang mahasiswa dari STMIK Bani Saleh Bekasih masih dirawat menggunakan infus di tempat tidur darurat.
Saat berita ini diturunkan situasi di Stasiun Palmerah padat oleh mahasiswa dan penumpang kereta yang jam pulang kerja.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019