Banda Aceh (ANTARA News) - Mushaf Al-Quran raksasa berukuran 2x1,5 m atau 200x150 cm yang dipamerkan di depan Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh, menjadi daya tarik masyarakat yang berkunjung ke arena Musabaqah Al-Quran Nasional (MAN-VII) Telkom grup.Wartawan ANTARA News di Banda Aceh, Kamis, melaporkan masyarakat terutama pada sore hari antusias menyaksikan mushaf kitab Suci umat Islam yang didatangkan dari Pulau Jawa dan pernah tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).Mushaf dipajang di stand "Daarul Rahmi" bersama Al-Quran terkecil berukuran 2x1,5 cm. Mushaf terkecil yang berasal dari Istanbul Turki itu tanpa diketahui penulisnya itu diwakafkan Aji Pangestu warga Jakarta, pada 2004. Ratusan warga dari berbagai daerah di Provinsi NAD, seperti dari Aceh Besar, Pidie dan Bireuen tampak antusias memperhatikan Mushaf Al-Quran raksasa yang ditulis Abdul Malik dan Hayatuddin, santri dari pondok pesantren Al Asy`arillah, pimpinan KH Muntaha pada 1991. Sejumlah warga menyatakan tertarik melihat Mushaf Al-Quran terbesar dan terkecil itu secara langsung di arena MAN-VII Telkom Grup. "Ini merupakan karya tulis menarik yang isinya sama dengan Al-Quran ukuran biasa. Dengan dipamerkan ini kita berharap ke depan generasi muda Islam Aceh lebih terdorong memperdalam pemahaman terhadap kitab Suci Al-Quran," kata M Jamil, warga Banda Aceh. Dia menyatakan event keagamaan (Islam) harus lebih diperbanyak diadakan di Aceh sebagai upaya untuk memperteguh keyakinan generasi muda dalam mempelajari ilmu agama, apalagi daerah Serambi Mekah ini telah diberlakukan Syariat Islam, tambahnya. General Manejer Kandatel NAD, Zarwilis Yunus, menyatakan dipilihnya Aceh sebagai pelaksanaan MAN-VII yang berlangsung selama sepekan itu antara lain bertujuan untuk memperlihatkan kepada dunia luar bahwa kondisi keamanan di Aceh benar-benar sudah kondusif. "Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi bagi masyarakat Aceh untuk terus menggiatkan pelaksanaan syariat Islam secara kaffah (menyeluruh) di daerah ini," tambahnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008
(jangan asal2 tukang ) demikianlah rintihan satu buah lembaga agar dapat di perhatikan dan agar dapat di bina >>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Saya tidak senang pada departemen WH alasan WH tidak menangkapi peraturan2 syariat islam pertama tidak ada ke adilan pada masyarakat umum dan WHyang tau kesalahan orang lain ,untuk kesalahan sendiri tidak tau.banyak stap2 WH yang melanggar peraturan .kenapa WH aceh tidak mengurusin stafnya?????????
atu di tertipkan untuk mematuhi semua kalangan masyarakat.baik istri aparat pemerintah seperti istri TNI,POLISI PSK dan banyak lain yg melanggar syariat islam di aceh
2 malam tiga pengunjung lki2 dg perempuan tdak beh bergabng ttapi da jg yg berpacara dlm lokasi