Hong Kong, China (ANTARA) - Tur PGA Amerika Serikat hari ini membatalkan even akhir musim bulan depan di sirkuit golf pengumpannya di Hong Kong dengan alasan "demonstrasi terus-menerus, kerusuhan sipil dan masalah keamanan".
Clearwater Bay Open, mulai 17-20 Oktober, seharusnya menjadi puncak PGA Tour Series-China yang merupakan divisi ketiga yang menaungi 14 even.
Ini menjadi korban olahraga terbaru dari unjuk rasa anti-pemerintah yang kadang-kadang berujung kekerasan.
WTA Hong Kong Open bulan depan yang menampilkan banyak petenis putri top dunia telah ditunda dan pekan lalu pacuan kuda di trek Happy Valley yang terkenal di kota itu juga batal diadakan untuk pertama kalinya.
"Karena unjuk rasa terus menerus, keresahan sosial dan masalah keamanan di Hong Kong, PGA Tour Series-China membatalkan Clearwater Bay Open 2019," kata penyelenggara tur, Selasa, seperti dikutip AFP.
PGA Tour Series-China dianggotai oleh sekitar 50 pegolf China dari total 100 sekian pegolf dan bekerja sama dengan Asosiasi Golf China bentukan Beijing untuk menggelar perlombaan-perlombaan golf, dengan hanya dua turnamen, di Makau dan Hong Kong - yang diselenggarakan di luar China daratan.
Baca juga: Hong Kong dibersihkan setelah kekacauan menjelang peringatan 1 Oktober
Dengan masuknya daratan besar di Teluk Clearwater, yang terletak di sebelah timur Pulau Hong Kong, ada kekhawatiran perhelatan ini menjadi sasaran pengunjuk rasa anti-pemerintah China.
"Keamanan para pemain, staf, penggemar, relawan, dan semua orang lainnya yang terkait dengan turnamen ini kami selalu utamakan di atas segalanya," kata ketua PGA Tour Series-China Greg Carlson.
Jutaan pendukung pro-demokrasi turun ke jalan-jalan Hong Kong selama hampir empat bulan yang kemudian menjadi tantangan terbesar pemerintahan China sejak penyerahan Hong Kong dari Inggris pada 1997.
Musim PGA Tour Series-China kini akan diakhiri di Macau Championship dari 10-13 Oktober.
Lulusan tur ini yang paling terkenal adalah pegolf nomor 52 dunia Li Haotong, yang menempati urutan ketiga British Open 2017.
Baca juga: Situasi Hong Kong tak pengaruhi arus tenaga kerja dari Indonesia
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019