Tokyo (ANTARA) - Pernyataan Menteri Lingkungan Jepang, Shinjiro Koizumi, mengenai perubahan iklim yang disebut "keren" dan "seksi" dianggap tidak patut oleh sebagian aktivis dan politisi oposisi yang, pada Selasa, justeru meminta pemerintah membuat kebijakan yang jelas.
"Kami menaruh harapan pada Koizumi karena usianya tidak jauh dari kami, namun dia tidak menanggapinya dengan baik," kata seorang mahasiswa, Takuro Kajiwara.
Baca juga: Jepang janjikan 400 juta dolar untuk melawan perubahan iklim
Mahasiswa berusia 18 tahun yang ikut mengatur aksi unjuk rasa seluruh dunia menuntut pemerintah mengendalikan gas buangan pada Jumat (20/9) di jalanan Tokyo itu mengaku kecewa terhadap Koizumi.
"Saya kira dia tidak mengerti soal krisis iklim. Dia menyebut 'seksi' dan itu sangat tidak masuk akal. Sebagai warga Jepang, saya merasa malu," kata Kajiwara menambahkan.
Sementara para aktivis iklim menyebut bahwa mereka menganggap pernyataan Koizumi sebagai sesuatu yang baru dari pemerintah yang telah menggagalkan reformasi serius dan justru berencana membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru.
"Tentu saja si 'seksi' ini tidak bermakna apapun, namun aksi nyata Jepang mengenai perubahan iklim sampai sekarang belum juga mengesankan, dan jika dia benar-benar berusaha mengubah ini, kami tetap tidak bisa mengabaikan ucapan dia sepenuhnya," kata direktur eksekutif lembaga nonpemerintah Kiko Network, Kimiko Hirata.
Hirata juga meminta Koizumi melakukan sesuatu dengan menyebut, "dia bicara banyak hal, kini saatnya merealisasikan itu, atau dia akan dikenal sebagai orang yang banyak omong saja."
Ketua partai oposisi terbesar di Jepang, Yuichiro Tamaki, melalui cuitan di Twitter mengritik Koizumi dengan menyebut dirinya ingin melihat bagaimana Koizumi bisa membuat Jepang bebas dari tenaga batu bara dan juga nuklir.
Baca juga: Perusahaan Jepang dukung aksi mitigasi perubahan iklim
"Kami sudah tidak bisa lagi menerima 'tanpa memberikan rinciannya'," tulis Tamaki.
Sebelumnya, Koizumi berbicara pada akhir pekan sebelum dimulainya pertemuan perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, dan berjanji mengerahkan anak muda untuk membentuk masa depan rendah karbon untuk jepang yang ketergantungan batu bara, yang juga menekankan tenaga nuklir.
"Menangani isu skala besar seperti perubahan iklim ini harus menyenangkan dan keren. Dan juga harus seksi," kata menteri berusia 38 tahun, yang juga seorang putra mantan perdana menteri Jepang, Junichiro Koizumi.
Koizumi merupakan menteri termuda ketiga dalam kabinet jepang pasca Perang Dunia Kedua, yang masuk setelah Perdana Menteri Shinzo Abe merombak pemerintahannya pada awal bulan September.
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup: Jepang harus berhenti pakai tenaga nuklir
Sumber: Reuters
Penerjemah: Suwanti
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019