Mungkin sifat alami hewan tentang survival atau naluri bertahan hidup, karena habitatnya saat ini dirasa kurang nyaman, berasap dan lainnya sehingga dia keluar sampai kebun, dan di kebun ada yang memasang jerat

Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau menyelamatkan seekor tapir (Tapirus indicus) yang terkena jerat di kebun kelapa sawit warga di Kabupaten Bengkalis, ketika satwa dilindungi itu diduga keluar dari hutan karena habitatnya dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhula).

"Mungkin sifat alami hewan tentang survival atau naluri bertahan hidup, karena habitatnya saat ini dirasa kurang nyaman, berasap dan lainnya sehingga dia keluar sampai kebun, dan di kebun ada yang memasang jerat," kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Suharyono kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.

Ia menjelaskan Tim Resort Bukit Batu mendapatkan laporan dari masyarakat Desa Sepahat, Kecamatan Bandar Laksamana, Kabupaten Bengkalis, tentang adanya satwa dilindung tapir yang tekena jerat di daerah itu. "Tim Rescue BBKSDA Riau diturunkan saat itu juga," katanya.

Bersama anggota Resort Bukit Batu, anggota Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya (TPHL), seorang anggota Manggala Agni Daop Siak, Damkar Kecamatan Bandar Laksamana, dan dokter hewan Puskeswan Desa Tenggayun serta beberapa masyarakat, bersama-sama menuju perkebunan sawit yang telah bersemak di mana tapir itu terjerat.

"Petugas sempat memberikan pertolongan pertama dengan memberi makan dan minum satwa yang terjerat tersebut sekaligus mengamankan lokasi," katanya.

Petugas kesehatan hewan segera melakukan pengobatan karena satwa tapir terjerat pada kaki bagian kanan depan dengan luka cukup dalam.

"Syukurlah tidak sampai memutuskan jaringan urat pada kaki yang terkena jerat dan masih dapat dipulihkan," katanya.

Baca juga: Tapir terjebak di sumur berhasil diselamatkan

Karena melihat kondisi lapangan yang vegetasinya tanaman sawit dan semak belukar, lanjutnya, maka Tim Rescue BBKSDA Riau memutuskan untuk mengevakuasi satwa dilindungi tersebut. Setelah berkonsultasi dengan Dokter Puskeswan Desa Tenggayun tentang kondisi Tapir, satwa dapat segera dilepasliarkan.

"Tapir dilepasliarkan di suatu kawasan konservasi yang merupakan habitat aslinya," ujarnya.

Ia menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak termasuk warga setempat yang ikut membantu proses evakuasi satwa dilindungi tersebut.

"Saya mengharapkan untuk ke depannya akan makin banyak masyarakat yang sadar konservasi sebagaimana yang dilakukan masyarakat Desa Sepahat," demikian Suharyono.

Baca juga: BBKSDA Sumut selamatkan tapir diikat warga

Baca juga: Tapir di Taman Safari Indonesia melahirkan bayi betina

Baca juga: tapir di jambi mati setelah terjebak sumur

Pewarta: FB Anggoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019