Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menawarkan investasi sektor maritim dan infrastruktur kepada para pelaku bisnis di Belanda guna mendukung peningkatan perekonomian Indonesia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Arif Toha dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa mengatakan upaya tesebut juga untuk meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Kerajaan Belanda di bidang maritim.
Hal itu disampaikan saat memenuhi undangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia di acara Indonesia – The Netherlands Business And Investment Forum On Infrastructure And Maritime Senin (23/9) di Rotterdam, Belanda.
Indonesia sebagai negara maritim dengan 95.000 kilometer garis pantai, dimana 5,9 juta km2 area yuridis laut, 16.056 pulau dan didukung oleh 267 Juta orang jumlah penduduk serta terletak diantara dua rim Pasifik dan Hindia sehingga Indonesia menjadi lokasi strategis dalam rute perdagangan dunia mengingat 90 persen perdagangan internasional melalui jalur laut dan sebagian besar melewati wilayah perairan Indonesia.
Baca juga: Menko Luhut ajak pengusaha India tingkatkan investasi di Indonesia
Saat ini pelayanan transportasi laut domestik masih terpusat pada wilayah yang memiliki aktivitas ekonomi tinggi yaitu di wilayah barat Indonesia.
Diperlukan upaya pengembangan kawasan pertumbuhan ekonomi di wilayah timur Indonesia dengan didukung pelayanan transportasi laut sebagai tulang punggung distribusi logistik yang menghubungkan wilayah barat dan timur Indonesia sehingga mampu menurunkan biaya logistik guna mempercepat pemerataan perekonomian.
Pada 2018, Indeks Performa Logistik atau Logistics Performance Index (LPI) Indonesia menempati posisi 46 dengan skor 3,15.
Posisi ini naik dari peringkat sebelumnya pada tahun 2016, yaitu posisi ke-63 dengan skor 2,98.
"Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan kualitas infrastruktur Indonesia yang juga mengalami kenaikan. Dengan kata lain, pembangunan infrastruktur yang gencar dilakukan selama kurun waktu empat tahun terakhir, terbukti memberikan dampak yang positif. Karena dengan dibangunnya infrastruktur yang andal, merupakan kunci utama dalam meningkatkan daya saing Indonesia, yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar Arif.
Baca juga: Menko Maritim beberkan syarat-syarat investor bangun pabrik di Indonesia
Namun di sisi lain, sebagai negara maritim terbesar yang dua per tiga luas wilayahnya terdiri dari laut, kontribusi sektor maritim terhadap perekonomian Indonesia masih perlu terus ditingkatkan.
Menurut data BPS 2018, kontribusi sektor kelautan terhadap PDB nasional masih berada di bawah 15 persen, atau hanya sekitar 13,32 persen.
Kecilnya kontribusi maritim mengindikasikan bahwa Indonesia masih dapat mengeksplorasi lebih jauh potensi maritimnya.
Pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai langkah konkret, untuk meningkatkan perekonomian nasional melalui transportasi laut.
Hal ini dapat terlihat dengan adanya peningkatan volume ekspor dan impor barang dalam kurun waktu 4 tahun terakhir yang melalui empat Pelabuhan Utama, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Makassar dengan didukung oleh kebijakan yang menunjang kemudahan dalam berinvestasi, antara lain deregulasi perizinan dan implementasi Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS).
"Dengan demikian, Indonesia menawarkan peluang berbisnis dan berinvestasi di tengah iklim politik yang stabil, keamanan negara yang semakin baik. Untuk itu, para pengusaha di Belanda didorong untuk berinvestasi di Indonesia khususnya di bidang Infrastruktur dan maritim," kata Arif.
Hadir pada acara tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja, wakil Ketua Kadin Indonesia untuk transportasi, Carmelita Hartoto, Kasubdit Untuk Sumatera dan Kalimantan BKPM, Saribua Siahaan, Direktur Teknik PT. Pelindo II, Dani Rusli Utama dan Direktur Pelabuhan Rotterdam International, René van der Plas.
Baca juga: BKPM gandeng Korsel tingkatkan investasi infrastruktur
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019