Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia menyambut gembira pembebasan 15 sandera dari tangan gerilyawan kiri Kolombia, termasuk mantan calon presiden Kolombia, Ingris Betancourt. "Kita (pemerintah Indonesia) menyambut gembira pembebasan para sandera yang telah ditahan selama lebih kurang enam tahun tersebut ," kata Jurubicara Departemen Luar Negeri RI Teuku Faizasyah kepada ANTARA di Jakarta, Kamis. Pemerintah Indonesia, lanjutnya, selalu mengecam penggunaan bentuk-bentuk kekerasan, baik dalam aksi terorisme maupun yang berkaitan dengan politik, sehingga tindakan penculikan tidak dapat dibenarkan. Betancourt (46), penasehat AS Marc Gonsalves, Thomas Howes dan Keith Stansell, serta 11 personil (polisi dan militer) Kolombia diculik oleh anggota kelompok yang menamakan dirinya Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC)) pada 23 Februari 2003. Betancourt, yang diculik ketika ia berkampanye sebagai calon presiden memiliki dwi kewarganegaraan, Perancis dan Kolombia dan merupakan sandera dengan posisi tertinggi. Aksi penyelamatan sandera yang diberi nama Operasi Jaque di provinsi Guaviare di Kolombia bagian tenggara telah berhasil menyelamatkan seluruh sandera dan menangkap dua anggota FARC. Operasi penyelamatan yang dirancang berbulan-bulan lamanya termasuk dengan menyusupkan seorang agen ke kelompok FARC tersebut akhirnya berhasil membebaskan para sandera. Sejumlah helikopter dan gerilyawan yang sebagian mengenakan kaos bergambarkan Che Guevara juga dilibatkan dalam oeprasi tersebut. Puluhan helikopter berjaga-jaga di tempat tak jauh dari lokasi untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Sejumlah pemimpin dunia serta Sekertaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki Moon menyambut gembira atas keberhasilan pemerintah Kolombia membebaskan para sandera. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008