Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Kepolisian Malaysia akan meminta bantuan Angkatan Bersenjata untuk ikut menjaga menertibkan dan menjaga keamanan apabila negara dalam keadaan darurat, kata kepala Kepolisian Malaysia setelah melakukan latihan pertama antara polisi dengan militer di ibu kota kerajaan itu. Program latihan bersama itu akan berlangsung selama enam hari yang akan berakhir 7 Juli mendatang yang dilakukan dalam menghadapi maraknya aksi protes ke jalan di Kula Lumpur selama setahun belakangan ini, demikian dikatakan Kepala Kepolisian Malaysia MUsa Hassan seperti yang dikutip oleh harian The New Strait Times. "Waktunya tepat dan sangat penting bagi Kepiolisian dan Angkatan Bersenjata untuk melakukan perencanaan dan strategi dalam menjalankan tugas dalam rangka melakukan penertiban dan keamanan negara," kata Musa. Ketika ditanya apakah latihan bersama ini dapat diartikan persiapan penempatan militer untuk ikut menangani aksi demonstrasi di jalan, Musa menjawab, hal itu hanya berlaku dalam keadaan diperlukan dimana negara dinyatakan dalam keadaan darurat. Malaysia diguncang oleh gelombang aksi unjuk rasa semenjak akhir tahun lalu yang memprotes atas kenaikan harga BBM dengan aksi turun ke jalan yang paling akhir terjadi pada Minggu, demikian Reuters. November lalu lebih dari 10 ribu warga keturunan India melakukan aksi protes di Kuala Lumpur yang meminta perlakukan sama diantara sesama warga. Polisi menembakkan gas air mata, dan water cannon untuk menghentikan aksi massa tersebut. Kepala Angkatan Bersenjata Malaysia Abdul Aziz mengatakan perlunya dilakukan latihan gabungan antara Kepolisian dengan militer karena tanpa melalui latihan bersama tidak akan tercapai koordinasi yang baik diantara keduanya pada saat ancaman keamanan yang sesungguhnya datang. (*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008