Hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok sangat penting karena meliputi tiga aspek utama penggerak perekonomian yaitu perdagangan, investasi, dan infrastruktur.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa Indonesia siap meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi dengan Tiongkok.
“Tiongkok merupakan mitra dagang dan investasi utama Indonesia. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia-Tiongkok," kata Mendag dalam Foru Bisnis Infrastruktur dan Investasi (Indonesia Business Infrastructure and Investment Forum di Shanghai, Tiongkok, seperti dikutip dalam siaran pers Kemendag yang diterima di Jakarta, Selasa.
Mendag mengungkapkan hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok sangat penting karena meliputi tiga aspek utama penggerak perekonomian yaitu perdagangan, investasi, dan infrastruktur.
Menurut Mendag, Indonesia-Tiongkok memiliki banyak produk unggulan yang dapat meningkatkan kerja sama perdagangan selain minyak sawit, yaitu sarang burung walet, produk agrikultur terutama buah-buahan tropis, dan perikanan.
Baca juga: RI konsisten tingkatkan ekspor produk potensial ke China
Enggar juga menyampaikan dalam forum tersebut bahwa bagi Tiongkok, minyak sawit merupakan bahan input utama bagi berbagai industri olahan mulai dari industri makanan dan minuman, kosmetik, kebutuhan sehari-hari, sampai pada sektor energi.
“Selain minyak sawit, Indonesia dan Tiongkok juga memiliki banyak produk unggulan yang harus kita dukung dalam meningkatkan perdagangan. Produk unggulan tersebut antara lain sarang burung walet dengan kualitas terbaik dan kaya akan nutrisi sehingga baik untuk kesehatan,” imbuh Mendag.
Pada pertemuan ini, Mendag menyampaikan Indonesia sedang melakukan perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Patnership/RCEP) dengan 16 negara.
“Kami optimis bahwa RCEP secara substansi akan selesai pada tahun ini,” tandas Mendag.
Selain RCEP, Mendag juga mengatakan bahwa Indonesia baru saja menandatangani perjanjian dengan Chile dan European Free Trade Association (EFTA) serta memperluas akses ke pasar-pasar nontradisional di Turki, Tunisia, dan beberapa mitra kerja sama potensial di kawasan Afrika.
Oleh karena itu, menurut Mendag, Indonesia merupakan hub perdagangan internasional yang strategis di Asia Tenggara.
“Indonesia merupakan hub perdagangan yang strategis di Asia Tenggara, sehingga para investor dapat menjadikan Indonesia sebagai hub investasi dan perdagangan. Hal itu akan memudahkan para investor mendapatkan akses ke negara-negara mitra Indonesia,” kata Mendag.
Baca juga: MUI apresiasi Mendag revisi Permen halal daging impor
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019