Surabaya, (ANTARA News) - TNI AL memesan tiga pesawat terdiri atas dua pesawat patroli maritim dan satu pesawat CN 212-400 dari PT Dirgantara Indonesia (DI), yang kemungkinan dikerjakan tahun 2009. "Jumlah pesawat untuk penerbangan TNI AL memang masih kurang, karena itu kami perlu menambah terus", kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Sumardjono seusai upacara hari Penerbangan TNI AL di Surabaya, Kamis. Ia mengemukakan pihaknya akan terus berupaya untuk menumbuhkan kemandirian nasional dalam pengadaan alat utama sistem senjata, baik berupa pesawat maupun kapal perang. Kalau saat ini masih ada pesanan keluar, maka diharapkan ada transfer teknologi. "Sementara pesawat yang ada yang paling tua dibuat tahun tahun 1980-an terus kami lakukan peremajaan secara bertahap. Pesawat-pesawat TNI AL kita rawat dengan baik, sehingga kondisinya tetap baik", katanya. Menurut dia, hanya ada dua pilihan untuk pemakaian pesawat udara, yakni, "iya atau tidak". Artinya, kalau memang tidak layak terbang, maka tidak ada toleransi sedikitpun untuk dioperasikan yang hal itu berbeda dengan pengoperasian kapal perang. Sementara Komandan Pusat Penerbangan TNI AL (Pusnerbal), Laksma TNI Sumartono mengemukakan bahwa saat ini TNI AL memiliki 68 pesawat berbagai jenis, namun yang siap dioperasikan hanya 48 unit. "Sisanya kami amankan. Artinya, kalau Anda punya puluhan mobil, namun ternyata keuangan anda hanya cukup untuk mengoperasikan lima mobil, maka yang lainnya disimpan", kata laksamana berbintang satu itu. Menurut dia, untuk mengoperasikan pesawat yang sedang "diamankan" itu, pihaknya menunggu giliran, karena anggaran yang ada memang sangat terbatas. Upacara HUT Penerbangan TNI AL yang dipimpin Kasal dan juga dihadiri Kasal baru, Laksamana Madya TNI Tedjo Edhi Purdiyatno itu, dimeriahkan dengan atraksi sejumlah pesawat udara, seperti Nomad, Casa, helikopter dan pesawat latih TNI AL. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008