"Penggunaan sistem irigasi ini, seperti untuk pengairan tanaman cabai bisa menghemat air hingga 50 persen," kata Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Edi Sri Harmanto di Sleman, Selasa.
Menurut dia, penerapan sistem irigasi ini diharapkan dapat diaplikasikan oleh para petani.
"Terutama lahan yang mengalami kesulitan air pada musim kemarau," katanya.
Ketua Kelompok Tani Sido Makmur di Dusun Pondok 1 Wonolelo, Widodomartani Sunaryo mengatakan kelompoknya telah memanfaatkan sistem irigasi drip tersebut.
"Kelompok tani di sini menjadi salah satu lahan percontohan untuk sistem irigasi drip, dan hasilnya memuaskan," katanya.
Menurut dia, penggunaan sistem irigasi tersebut baru digunakan pada lahan cabai seluas satu hektare.
"Dengan sitem drip ada peningkatan panen yang signifikan. Biasanya sekali musim panen bisa 15 kali petik. Tapi ini bisa 25 hingga 30 kali petik," katanya.
Ia mengatakan, di lahan pertanian Dusun Pondok 1 memang kondisi air sangat minim. Bahkan petani harus membeli air untuk menyirami tanaman.
"Tapi dengan irigasi ini, penyiraman bisa langsung pada tanaman tanpa membuang-buang air. Kelembaban tanah juga terjaga, hasil panen maksimal," katanya.
Baca juga: Pemkab Sleman rehabilitasi irigasi dongkrak produksi pertanian
Baca juga: Para petani cabai di Banyuwangi raup untung Rp350 juta per hektar
Baca juga: Kementan minta petani cabai antisipasi panen raya dan harga anjlok
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019