Sehingga tim TMC dapat secara cepat menabur garam agar terjadi hujan di wilayah itu,Palembang (ANTARA) - Sejumlah lokasi di Kota Palembang, Sumatera Selatan, diguyur hujan, Selasa pagi, setelah kurang lebih dua bulan tanpa hujan.
Hujan turun dengan intensitas rendah ini terbilang tidak merata karena terjadi di beberapa lokasi saja seperti kawasan Kenten dan Bukit Besar dengan rentan waktu hanya 10 hingga 15 menit saja.
Hadirnya hujan ini diharapkan dapat meredakan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang selama dua pekan terakhir telah membuat kualitas udara di Kota Palembang beberapa kali menginjak level berbahaya.
Baca juga: Sebagian wilayah Sumsel diguyur hujan
Adanya hujan ini sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang dirilis kemarin (23/9).
Kepala Stasiun BMKG SMB II Palembang, Tri Agus Pramono mengatakan prakiraan cuaca tersebut didapat dari model pengukuran yang dimiliki BMKG.
Saat ini wilayah Palembang dan sekitarnya sedang mengalami puncak musim kemarau yang berlangsung sejak Agustus hingga September.
Baca juga: Ustadz sebut shalat minta hujan tak cukup sekali
Menurutnya, pada musim kemarau ini terdapat potensi hujan namun dalam intensitas yang kecil.
Ia melanjutkan, BMKG selalu memberikan informasi kepada tim teknologi modifikasi cuaca (TMC) manakala ada awan yang menimbulkan potensi hujan.
“Sehingga tim TMC dapat secara cepat menabur garam agar terjadi hujan di wilayah itu,” ujar dia.
Tri menambahkan sebetulnya berdasarkan prakiraan cuaca, musim hujan akan tiba pada akhir Oktober 2019 dan mengalami puncaknya pada November 2019.
Akhir Oktober sudah terjadi hujan walaupun tidak banyak, puncaknya terjadi pada November sehingga masyarakat harus berhati-hati setelah musim kemarau karena ada ancaman banjir.
Baca juga: BMKG minta waspadai smog pasca-hujan tiga hari terakhir di Sumsel
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019