Biaya yang diperlukan untuk penanggulangan ini seperti pemasangan jaring waring, apresiasi tenaga kerja, pengadaan logistik, deployment kapal dan lainnya sedang dihitung
Jakarta (ANTARA) - Pertamina mengemukakan bahwa biaya penanggulangan akibat insiden kebocoran minyak di Sumur YYA-1 pantai utara Karawang, Jawa Barat, masih dihitung.
"Biaya yang diperlukan untuk penanggulangan ini seperti pemasangan jaring waring, apresiasi tenaga kerja, pengadaan logistik, deployment kapal dan lainnya sedang dihitung," ujar Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu di Jakarta, Senin.
Ia menegaskan, pihaknya memiliki komitmen kuat untuk menanggulangi dampak kebocoran minyak, baik lingkungan maupun sosial.
Baca juga: Produksi garam di Karawang terhenti akibat kebocoran minyak Pertamina
"Pertamina Hulu Energi adalah perusahaan yang sehat, sumbangan laba dan dividen juga bagus. Kekuatan keuangan kita cukup bagus, kita upayakan yang terbaik," ucapnya.
Saat ini, ia mengklaim Pertamina telah berhasil mengendalikan kebocoran minyak setelah terkoneksinya sumur baru relief well (RW) dengan Sumur YYA-1.
"Kisi-kisi untuk biaya relief well antara 7,5-10 juta dolar AS," ucapnya.
Baca juga: Minyak mentah yang bocor menyebar ke sejumlah muara sungai Karawang
Relief Well merupakan proses mematikan Sumur YYA-1 dengan pengeboran dari samping yang dilakukan dari Rig Soehanah yang berjarak 1 km dari Sumur YYA-1.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati juga belum bersedia menyampaikan total biaya penanganan kebocoran Sumur YYA-1 itu.
"Yang jelas nolnya banyak, kita harus betul merinci, apalagi ini menyangkut uang," ucapnya.
Baca juga: Ada tumpukan pasir bercampur minyak mentah di Pantai Sedari Karawang
Meidawati menyampaikan penghitungan biaya penanganan masih terus berjalan seiring proses mematikan Sumur YYA-1 hingga penanganan dampak lingkungan dan sosial.
Sebelumnya, masyarakat pesisir utara Kabupaten Karawang, Jabar yang terdampak limbah minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) mendapatkan kompensasi Rp900 ribu per bulan.
"Dana kompensasi tahap awal sudah mulai dilakukan sejak beberapa hari terakhir," kata Vice President Relations PHE, Ifki Sukarya.
Baca juga: Akibat air bercampur minyak, tangkapan ikan nelayan sepi
Tumpahan minyak di Karawang teratasi dengan baik
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019