"Melalui kerja sama dengan industri, sehingga nanti Polteknaker bisa tandem dengan industri, kalau industri butuh kader-kader manajemen, hubungan industrial maupun K3," kata Hanif saat memberikan arahan sekaligus membuka seminar ketenagakerjaan bertema "Peran Politeknik Ketenagakerjaan dalam Mewujudkan SDM Unggul" dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Tidak hanya mengejar kuantitas lulusan, tapi Polteknaker diharapkan juga mampu mencetak kualitas lulusan sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.
Menurut Hanif, kunci keberhasilan investasi sumber daya manusia (SDM) adalah partisipasi industri sehingga menjadi penting civitas akademika atau lembaga pendidikan bersinergi dengan industri atau dunia usaha dalam menghadapi tantangan dan peluang menyambut revolusi industri 4.0.
"Semakin tinggi partisipasi industri, maka akan semakin tumbuh tingkat keberhasilan investasi SDM yang berhasil. Selama ini kalau kampus-kampus lain, tak sespesifik di Polteknaker. Meski baru 2017 didirikan, tapi setidaknya kerja sama dengan industri bisa diperkuat," ujarnya.
Hanif mengatakan saat ini pihaknya berkonsentrasi pada dua hal, yakni memastikan agar penciptaan lapangan kerja berjalan lebih banyak dan lebih berkualitas serta penguatan akses dan mutu tenaga kerja melalui pembangunan SDM.
"Saya berharap semua pihak yang berkepentingan bisa memanfaatkan momentum revolusi industri untuk bergerak bersama menciptakan harmonisasi dalam membangun hubungan industrial yang kondusif," ujarnya.
Hanif mengajak dunia usaha agar dapat terus membaur dengan instansi pemerintah untuk berinvestasi sebanyak mungkin sehingga mendorong peningkatan kualitas SDM, jumlah SDM yang memadai, dan persebaran SDM yang merata di berbagai daerah.
"Agar tantangan ringan maka kita harus siapkan SDM menjadi SDM unggul dan memiliki daya saing yang baik, sehingga ekonomi kita bisa tumbuh secara produktif dan kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan," kata Hanif.
Sementara Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar menuturkan pekerjaan rumah utama bangsa Indonesia adalah bagaimana memanfaatkan SDM yang melimpah agar bisa memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja dan lebih utama yakni agar pekerja tetap dapat bekerja.
Khairul mengatakan SDM merupakan salah satu faktor produksi industri nasional yang masih harus terus diupayakan pengembangannya agar semakin kompetitif dan produktif. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi pekerja menjadi syarat utama.
Lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan diharapkan dapat ikut berperan mendorong peningkatan kompetensi SDM Indonesia.
"Kita tidak dapat menghindar dari teknologi, bahkan kita segara melakukan upaya positif membentuk ekosistem digital dari semua lini agar bisa menjadi negara siap digital. Mari kita dukung kebijakan pembangunan kepada orang untuk mengembangkan kemampuan mereka di ekosistem digital ini," tuturnya.
Baca juga: Kemnaker harap lulusan polteknaker langsung diterima bekerja
Baca juga: 1.360 peserta ikut seleksi PMB Politeknik Ketenagakerjaan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019