Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi, Rabu, membantu PWNU Jawa Timur sebesar Rp1 miliar, namun bantuan itu diserahkan Calon Gubernur (Cagub) Jatim Dra Hj Khofifah Indar Parawansa.Dalam penyerahan bantuan di hadapan pengurus cabang NU se-Jatim, Ketua DPW PKB Jatim pro-Muhaimin, H Imam Nahrawi SAg, dan MH Rofiq (PKNU) itu, Khofifah menyerahkan bantuan langsung kepada Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar."Itu bantuan Khofifah, bukan PBNU (maksudnya, Hasyim Muzadi). Bantuan itu dimaksudkan sebagai dana abadi dan bukan money politics, karena bantuan itu tidak ada hubungan dengan menang atau kalah," kata Hasyim Muzadi ketika dikonfirmasi bantuan itu.Menurut mantan Ketua PWNU Jatim itu, dirinya saat menjadi Calon Wakil Presiden pada Pemilihan Presiden 2004 juga telah membantu PBNU Rp5 miliar dan PWNU Jatim Rp3,6 miliar. "Bantuan Khofifah itu bukan money politics, karena masa kampanye belum ada. Kampanye Pilgub Jatim masih dimulai tanggal 6 Juli mendatang," katanya. Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al-Hikam, Malang itu mengharapkan kader NU seharusnya membantu NU, termasuk mereka yang masih berstatus calon gubernur. Sementara itu, Khofifah tampak berpendapat sebaliknya. "Itu bantuan PBNU (maksudnya, bantuan Hasyim Muzadi) ke PWNU, saya hanya diminta menyerahkan," kata Ketua Umum non-aktif PP Muslimat NU itu. Namun, kata politisi kelahiran Surabaya itu, dirinya memang suka membantu dalam bentuk barang atau uang. "Kalau saya membantu berupa stiker, banner, atau sejenisnya, maka hal itu saya kira tidak bermanfaat. Kalau bentuknya mobil akan lebih bermanfaat," katanya. Hal itu dibenarkan KH Miftachul Akhyar. "Saya dengar ada bantuan dari pak Hasyim Muzadi untuk melunasi janjinya membantu pembangunan kantor NU, tapi saya baru tahu sekarang kalau ternyata diserahkan Khofifah," katanya. Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Kedungtarukan, Surabaya itu mengaku bantuan Hasyim Muzadi yang diserahkan Khofifah itu tidak akan mempengaruh netralitas PWNU Jatim dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim pada 23 Juli mendatang.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008