Brisbane (ANTARA News) - Letak Indonesia yang persis di "cincin api" dengan rangkaian gunung berapi aktif justru menjadikan kedua negara ini berpotensi besar dalam produksi energi panas bumi (geo-thermal) untuk menggerakkan perekonomian mereka di tengah melonjaknya harga minyak dunia.
"Indonesia dan Filipina mempunyai potensi besar untuk memproduksi energi panas bumi karena letak geologi kedua negara ini," kata Pakar Energi Geo-Thermal Universitas Teknologi Curtin (CUT) Australia, Dr Mark Tingay, seperti dikutip ABC, Rabu.
Karena letaknya di wilayah "cincin api" (ring of fire) dengan gugusan gunung api aktif dan baru aktif, Indonesia dan Filipina berpotensi besar memanfaatkan sumber energi ini untuk kepentingan perekonomian mereka.
Selama lebih dari 20 tahun terakhir, Indonesia sebenarnya terus memproduksi energi panas bumi. Demikian pula dengan Filipina. Bahkan Filipina dikenal sebagai penghasil energi panas bumi kedua terbesar di dunia, katanya.
Namun, Indonesia dan Filipina, menurut Mark Tingay, menghadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan produksi energi panas buminya lebih lanjut.
Laporan Institut Teknologi Massachusetts (MIT) menyebutkan bahwa Amerika Serikat sendiri memiliki cadangan energi panas bumi yang cukup untuk memasok kebutuhan dunia untuk 30 ribu tahun mendatang.
Untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi besar energi panas bumi ini, negara-negara di Asia mutlak meningkatkan investasinya seraya mengembangkan penelitian di bidang energi geo-thermal.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008