Dahulunya sering terjadi semburan lumpur. Bahkan warga sering mengambilnya untuk minyak mentah dengan handuk

Surabaya (ANTARA) - Semburan lumpur keluar dari pekarangan depan rumah seorang warga di Perumahan Kutisari Indah Utara, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin.

"Semburan lumpur pertama kali ditemukan sekitar pukul 13.00 WIB," kata seorang pegawai Bagian SDM PT Klasik Prima Karpet, Waskita saat ditemui wartawan di lokasi kejadian.

Menurut dia, pada awalnya dirinya dipanggil oleh pimpinan PT Klasik Prima Karpet, Lisawati untuk mengecek adanya semburan lumpur di rumah dinasnya di Kutisari Indah Utara III/19. Mendapati hal itu, ia langsung menuju lokasi kejadian.

Baca juga: Pemkab Gresik dan SKK Migas teliti semburan lumpur Kebomas


"Setelah saya lihat ternyata ada semburan lumpur. Saya mencoba menghambat dengan menutup lobang semburan lumpur dengan plastik. Ternyata bisa tersumbat, tapi kemudian pindah ke titik lain. Saya tutup lagi, tapi pindah ke titik lainnya. Saya simpulkan kalau saya tutup berulang-ulang akan muncul di tempat yang lain juga," ujarnya.

Mendapati hal itu, Waskito berhenti menutup semburan lumpur tersebut dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke pihak RT dan RW. Beberapa jam kemudian datang pihak kepolisian, kelurahan, kecamatan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya.

"Mereka membantu memikirkan solusinya," katanya.

Waskito menjelaskan bahwa di kawasan Kutisari Indah memang dahulunya sering terjadi semburan lumpur, biasanya terjadi di saluran air umum maupun di tanah kapling milik warga.

Baca juga: Semburan lumpur di halaman sekolah hebohkan warga Kapuas Hulu


"Bahkan warga sering mengambilnya untuk bahan minyak mentah dengan cara memakai handuk atau rumput alang-alang. Teknisnya memisahkan menjadi minyak saya tidak tahu," katanya.

Saat ditanya dominan mana antara gas dan minyak atas semburan lumpur tersebut, Waskito mengatakan bahwa petugas Perusahaan Gas Negara (PGN) menyampaikan ada unsur gas metan dan juga unsur minyaknya.

"Tapi baunya tidak begitu menyengat. Saya mencoba tangan saya masuk ke dalam lubang lumpur, tapi tidak ada rasa panas atau gatal," katanya.

Sementara itu, Camat Tenggilis Mejoyo, Ahmad Daya Prasetyono mengatakan pihaknya belum bisa memberikan penjelasan terkait hal tersebut karena saat ini masih diselidiki pihak Dinas Lingkungan Hidup Surabaya dan pihak terkait.

"Jangan saya, nanti humas pemkot yang memberikan penjelasan," katanya singkat.


Baca juga: Sumur bor di Aceh semburkan lumpur berbau gas setinggi puluhan meter

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019