Jakarta (ANTARA) - Lomba lari Minang Geopark Run (MGR) menjadi ajang yang efektif untuk mendorong Taman Bumi (Geopark) di Sumatera Barat (Sumbar) menjadi geopark kelas dunia atau UNESCO Global Geopark (UGG).
“Penyelenggaraan MGR ini menjadi sarana promosi bagi destinasi geopark di Sumbar sekaligus sebagai road to UGG tahun mendatang,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani dalam jumpa pers MGR 2019 di Lobby Lantai 2 Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kemenpar, Senin.
Rizki Handayani didampingi Bupati Agam Indra Catri, Ketua Pelaksana MGR 2019 YV Tri Saputra, dan pejabat dinas pariwisata Provinsi Sumbar menjelaskan, wisata olahraga (sport tourism) MGR menjadi sarana untuk menciptakan “awareness” di kalangan akademisi, pebisnis, pemerintah, komunitas, dan media (pentahelix) dalam mewujudkan geopark di Sumbar menjadi UGG.
“Peran pemerintah kabupaten sangat besar dalam mewujudkan geopark Sumbar menjadi UGG,” kata Rizki Handayani.
Baca juga: Gunung Sewu diprediksi tetap jadi UNESCO Geopark, ini keuntungannya
Sementara itu Bupati Agam Indra Catri berharap ajang lomba lari yang dikemas dalam Minang Geopark Run dapat berjalan secara berkelanjutan.
“Event lomba lari ini jangan sampai layu sebelum berkembang. Kita dapat mencontoh kegiatan balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) yang kini sudah merambah ke Kabupaten Kerinci dan Sungai Penuh, Provinsi Jambi. Bila saat ini ada 6 Kabupaten/Kota yang mendukung MGR 2019, pada penyelenggaraan tahun depan diharapkan meningkat menjadi 12 kabupaten kota se-Sumbar,” kata Indra Catri.
Ketua Pelaksana MGR 2019 YV Tri Saputra menjelaskan rangkaian event MGR 2019 terdiri dari attack geopark, explore geopark, digital activitation, culinary festival, digital promotion, field trip, dan run charity.
“Attack Geopark merupakan salah satu inovasi terbaru dalam MGR tahun ini,” kata Tri Saputra.
Attack geopark berlangsung pada 30 November 2019 dengan dua kategori, yaitu kategori Ultra dan Relay yang memiliki rute tempuh dengan persyaratan, untuk Kategori Ultra (Perorangan) mengambil rute yakni start Lubuk Basung dan finish di Ngarai Sianok dengan peserta pelari ultra perorangan.
Baca juga: Gunung Tambora dinilai layak masuk Unesco Global Geopark
Sementara untuk kategori Relay terdapat tiga titik start yang bisa ditempuh dengan tiap tim diberikan kewenangan untuk menentukan dan memilih siapa saja anggota tim yang akan menempuh masing-masing rute.
Sementara untuk Start Lubuk Basung ditempuh oleh 3 orang pelari, Start Istana Pagaruyuang ditempuh oleh 3 orang pelari, dan Start Kelok Sambilan ditempuh oleh 4 orang pelari yang masing-masing titik start akan finish di titik Ngarai Sianok.
Para peserta sebagian besar datang dari komunitas lari beranggotakan 10 orang atau satu tim beranggotakan 10 orang dimana dalam tim tersebut harus ada 1 orang pelari perempuan.
Sementara untuk Inovasi Explore Geopark akan berlangsung pada 1 Desember 2019 yang memiliki tiga pilihan jarak tempuh yang bisa dipilih oleh pelari. Dengan rute Ngarai Sianok - Janjang Saribu. Untuk inovasi Explore Geopark peserta mendaftar secara perorangan dengan pilihan jarak 5K, 10K, dan 21K.
Baca juga: Menpar ingin Pegunungan Meratus jadi geopark dunia, ini alasannya
Baca juga: Potensi kolaborasi geopark di Laut China Selatan perlu terus digali
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019