Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Abubakar Nataprawira, di Jakarta, Rabu, mengatakan polisi menggeledah Sekretariat Komite Bangkit Indonesia (KBI) di Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (1/7), karena hendak mencari alat bukti. "Alat bukti yang dicari adalah dokumen yang terkait dengan unjuk rasa di depan Gedung DPR yang anarkis," katanya di Jakarta, Rabu. Namun, Abubakar mengaku belum mendapatkan keterangan barang apa saja yang dibawa penyidik dari Sekretariat KBI. "Besok, saya baru bisa menjelaskan, dokumen apa yang diperoleh penyidik," katanya. Sebelumnya, Polri telah menahan Sekjen KBI, Ferry Yuliantono, sebagai tersangka unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang berakhir anarkis di depan Gedung DPR dan Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, Selasa (24/6). Polisi menangkap Ferry pada Jumat (27/6) sekitar pukul 18:30 WIB di Bandara Soekarno Hatta, setibanya dari China. Untuk menangkap Ferry, Polri mengirimkan dua perwira ke China pada 26 Juni 2008 untuk memantau pergerakan Ferry yang saat itu berada di Guangzhou, China, bersama 15 kawannya dari Indonesia. Pada 27 Juni 2008, Polri mendapatkan keterangan bahwa Ferry bersama kawan-kawannya akan pulang ke Indonesia dengan naik pesawat dari Guangzhou ke Jakarta yang transit di Nangking, China. Namun, ketika pesawat itu terbang ke Jakarta, Ferry tidak ikut dalam pesawat ke Nangking, tetapi malah terbang ke Kuala Lumpur dengan naik pesawat yang lain. Mabes Polri lalu menghubungi perwakilan Polri di KBRI Kualalumpur untuk berkoordinasi dengan imigrasi Malaysia agar Ferry tidak diperbolehkan masuk ke negara itu. Petugas imigrasi meminta Ferry terbang ke Jakarta dengan pesawat yang sama. Saat melewati pintu imigrasi Bandara Soekarno Hatta, polisi menangkap Ferry.
Copyright © ANTARA 2008