Denpasar (ANTARA News) - Pulau Dewata sebagai bagian dari komunitas internasional tengah mengalami pergeseran nilai-nilai budaya dan cenderung mengadopsi kebudayaan modern yang mendunia (kosmopolitan). Gurubesar Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Irwan Abdullah menyarankan, masyarakat Bali yang sedang mengadopsi budaya modern harus tetap berpegang pada ikatan tradisi dan sistem nilai yang diwarisinya sehingga karakteristik Bali tidak luntur. Berbicara dalam sarasehan disela Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 di Denpasar, Irwan berkata: "Bagaimana pun penetrasi nilai dan kepentingan internasional sangat kuat di Bali, baik bersifat investasi ekonomi maupun politik." Menurutnya, kecenderungan dan perkembangan di Bali itu harus mampu dikendalikan dengan kekuatan budaya yang lebih otoritatif sehingga mampu membangun kemandirian sebagai upaya membentuk masyarakat Bali yang bermartabat dan berdaulat. Berbagai corak persoalan yang dihadapi merupakan prakondisi bagi lahirnya masyarakat baru meninggalkan Bali yang asli, yakni suatu masyarakat yang memiliki sistem nilai jangka panjang yang terintegrasi ke dalam sistem dunia, dengan seluruh orientasi ruang dan simbul mancanegara. Kepatuhan tradisional akan sulit untuk dibangun sehingga legitimasi tokoh adat dan tradisi akan mengalami gugatan. Prof Irwan menambahkan, masyarakat baru akan tumbuh dengan pola penataan baru yang terlepas dari pengelompokan primordial menuju suatu pengelompokan berbasis gaya hidup yang menjauhkan interaksi sosial dari titik orientasi adat. "Ketika pergeseran semacam itu terjadi, maka upacara menjadi pengalaman jauh dan pura menjadi sejarah masa lalu yang dihadirkan sebagai bagian dari nostalgia," ujar Prof Irwan. Sarasehan sehari yang melibatkan 200 peserta dari kalangan seniman, budayawan, cendekiawan dan jajaran pemerintah itu menampilkan dua pembicara. Pembicara lainnya adalah sejarawan Bali Drs I Nyoman Wijaya, M.Hum yang juga dosen Fakultas Sastra Universitas Udayana dengan kertas kerja berjudul "Membongkar Mitos PKB Untuk Mencapai Keseimbangan dan Keharmonisan Masyarakat Bali". (*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008