New York, (ANTARA News) - Dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Selasa waktu setempat, atau Rabu pagi WIB, karena para pedagang meragukan bahwa kegiatan manufaktur AS lebih baik dari yang diperkirakan.
Kantor berita AFP melaporkan, Euro menguat menjadi 1,5796 dolar pada 2100 GMT setelah mencapai 1,5745 dolar pada Senin.
Dolar juga melemah terhadap mata uang Jepang, menjadi 106,10 yen, turun dari 106,13 yen pada Senin.
Mata uang AS gagal menikmati berita bahwa indeks manufaktur di Amerika Serikat dari Institute of Supply Management (ISM) membaik menjadi 50,2 pada Juni dari 49,6 pada Mei, memukul prediksi turun 48,5.
Indeks di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi. Dalam waktu yang sama, sub-indeks ketenagakerjaan turun menjadi 43,7 dari 45,5, jauh di bawah level 50 untuk kali kedelapan bulan berturut-turut.
"Sementara reaksi awal positif .... harga yang dibayar (inflasi) melonjak ke level tertinggi sejak 1979," kata Michael Woolfolk dari Bank of New York Mellon.
Pada hari yang sama di Frankfurt, para pembuat kebijakan moneter Bank Sentral Eropa (ECB) memperluas ekspektasi kenaikan suku bunga zona euro seperempat poin menjadi 4,25 persen, membuat euro lebih manarik bagi para investor ketimbang dolar dan mendorong mata uang tunggal Eropa menguat.
Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,0199 franc Swiss, turun dari 1,0213 franc pada Senin. Pound dikutip pada 1,9950 dolar naik dari 1,9919 dolar.(*)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008